Kuatnya hantaman ke calon presiden (capres) dari PDIP, Joko Widodo (Jokowi) diyakini tak akan menggerus dukungan pemilih kepada Gubernur DKI Jakarta yang terkenal dengan panggilan Jokowi itu. Bahkan, Jokowi diprediksi mampu mengangkat suara pemilih ke PDIP.
Prediksi itu disampaikan Ketua Umum Aliansi Nasionalis Indonesia (Anindo), Edwin Henawan Soekawati setelah mengamati pelaksanaan kampanye pemilu legislatif (pileg) selama 3 pekan ini. Menurutnya, jika pileg berlangsung jujur dan adil maka suara PDIP bisa di atas 30 persen. “Kalau tidak ada upaya-upaya penjegalan, kemungkinannya seperti itu," kata Edwin kepada wartawan di Jakarta, Jumat(4/4/2014).
Edwin yang pernah memimpin partai berhaluan nasionalis itu menambahkan, dampak Jokowi atau yang kini dikenal dengan Jokowi effect memang luar biasa. Menurutnya, daerah yang paling merasakan Jokowi effect adalah DKI Jakarta. "Sangat mungkin suara PDIP di DKI mencapai 40 persen," ulasnya.
Selain Jokowi effect, lanjut Edwin, faktor yang ikut mendongkrak PDIP adalah konsistensi partai pimpinan Megawati itu menjalani peran sebagai oposisi selama 10 tahun ini. Tak hanya itu, pemilih yang kecewa dengan partai-partai yang ikut menyokong pemerintah selama satu dekade juga ini mulai mengalihkan pilihannya ke PDIP.
Karenanya, lanjut Edwin, kecenderungan golongan putih (golput) pada pileg tahun ini bakal berkurang. "Jadi Jokowi effect itu bukan hanya positif bagi PDIP, tetapi juga membantu pemilu 9 April karena angka golput berkurang," ulasnya.
Sementara terkait calon wakil presiden (cawapres) pendamping Jokowi, Edwin menilainya bukan faktor signifikan untuk memenangi pilpres. Terlebih lagi jika PDIP menang mutlak di pileg, Jokowi bakal melenggang ke RI 1 dengan mudah. “Siapa pun calon wakil presidennya, Jokowi akan unggul atau menang hanya dalam satu putaran,” tegasnya.
Sumber :
jpnn.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar