Kamis, 12 Juni 2014

PKS Disarankan Berbenah Diri Daripada Serang Jokowi-JK

Para Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) disarankan agar tak menghabiskan waktu untuk 'menyerang-nyerang' pasangan capres-cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) tanpa bukti yang jelas. Lebih baik para elite PKS itu berkonsentrasi memperbaiki kondisi internal partai yang 'hancur-lebur' dihantam kasus korupsi dan kurangnya prestasi para elitenya.
"Penurunan PKS itu jelas. Hasil Pileg 2014 sudah menunjukkan mereka dihukum masyarakat. Lebih baik memikirkan perbaikan diri sendiri saja dulu," kata Pengamat Politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Mada Sukmajati, saat dihubungi dari Jakarta, Kamis (12/6).
Seperti diketahui, para elite PKS belakangan memang aktif menjelek-jelekkan Jokowi-JK sekaligus memuji-muji Prabowo-Hatta yang didukungnya. Wasekjen PKS Fahri Hamzah menyerang Jokowi, dari soal IQ hingga menganggapnya sebagai ayam aduan. Presiden PKS Anis Matta menyebut capres Prabowo Subianto sebagai capres yang ganteng.
Sementara di sisi lain, para elite PKS sendiri didera kasus korupsi. Mantan Presiden PKS Luthfie Hasan Ishaaq sudah divonis bersalah dalam kasus suap impor daging sapi. Dia divonis bersama Ahmad Fathanah, orang dekatnya yang belakangan ketahuan berpoligami, dalam kasus itu.
Bahkan nama Ketua Dewan Syuro PKS Hilmi Aminudddin juga disebut-sebut. Belakangan, kader PKS lainnya Menteri Pertanian Suswono juga dianggap turut terkait dalam kasus korupsi seperti kasus impor daging sapi yang melibatkan Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq.

Menurut Mada, jauh lebih baik dan strategis bila para elite PKS melaksanakan konsolidasi internal sekaligus perbaikan kinerja elitenya. "Karena selama ini mereka tak bagus di mata publik. Mereka seharusnya berada dalam proses konsolidasi internal setelah tekanan bertubi-bertubi akibat banyaknya kendala PKS ini," ujarnya.
Lebih jauh, Mada sendiri memprediksi PKS akan kesulitan dalam usaha mengusung Prabowo-Hatta. Keberadaan elite PKS di tim pasangan itu bisa dilihat lebih sebagai usaha memastikan para pemilih loyal PKS tetap mendukung Prabowo-Hatta.
"Menurut saya kalau dukungan PKS ke Prabowo itu sebatas mengamankan basis massa solid PKS saja, tapi tidak dimaksudkan untuk bisa memobilisir suara di luar pendukung PKS," jelas Mada.
"Sebabnya karena kondisi PKS terbatas itu tadi. Ada berbagai kasus yang menyentuh dimensi moral yang kelihatan di hasil pileg kemarin. Hasil pileg 2014 kemarin mencerminkan itulah massa solid PKS. Hanya segitu saja yang bisa diharapkan Prabowo dari PKS."
Itupun sebenarnya masih agak sulit dilakukan. Sebab menurut Mada, di internal PKS sendiri terasa ada ketidakyakinan akan figur Prabowo-Hatta bisa mengalahkan Jokowi-JK. Hal itu seperti ditunjukkan oleh berbagai lembaga survei kredibel belakangan ini.
"Saya yakin mereka melihat kans Prabowo dibanding Jokowi itu memang lebih rendah. Makanya mereka sangat hati-hati. Kalau elektabilitas Prabowo mentok, saya curiga mereka takkan all out," ujar Mada.  [beritasatu]

5 komentar:

  1. Fahri hamzah itu bisanya OMONG DOANG ! Org stress,maklum g kepilih lagi jd dewan DPR,,skrg jd dewa mabuk..hahahaha

    BalasHapus
  2. Saya org Islam.yg paling benci sama.PKS .. Islam di pakai kedok.belaka.untuk.membohongi Ummat .. nilai2 luhur Islami sama sekali tidak tercermin dr.para Elite2 politik PKS .. buktinya bnyak politisi PKS yg d.dera kasus korupsi dan.watak politikusnya yg suka menghujat dan menghina seakan diri mereka yg paling Islami dan benar .. tunggu kehancuranmu dr Allah.dg mengAtasnamakan Islam untuk hal2 duniawi belaka.

    BalasHapus
  3. Fahri Hamzah itu persis Abu Jahal semasa Jahiliyah .. tidak mw menghargai orang lain meski dalam hatinya setuju .. selamat Anda tidak.di beri Amanah lagi oleh Rakyat .

    BalasHapus
  4. saya tahu persis pks untuk itu masyarakat harus jeli pilih pks

    BalasHapus
  5. saya tahu persis tentang pks sampai ke akarnya untuk itu masyarakat saya himbau jngn ke pks

    BalasHapus