Mendapat kritik dari kolega separtai, juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, mengaku tidak merasa keliru dalam mengomentari calon presiden Joko Widodo (Jokowi). Seniornya di Partai Demokrat, Syarief Hasan, yang juga ketua harian partai itu meminta Ruhut lebih santun dan sopan ketika mengkritik Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Selama ini, Ruhut kerap melontarkan kritik terhadap Jokowi, seperti anak kemarin sore, lembek, klemar-klemer, tukang kayu dan tak cocok jadi presiden.
Menurut Ruhut, ucapannya itu bukan bermaksud menyerang. "Aku heran, kawan aku bilang begitu," kata Ruhut saat dihubungi Tempo, Selasa (18/3/2014).
Meski begitu, Ruhut tak akan memperpanjang masalah ini. Dia menerangkan bahwa kritikannya untuk Jokowi bukan bermaksud memojokkan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri. Dia sangat menghormati keputusan Megawati yang mencalonkan Jokowi sebagai presiden.
Di mata Ruhut, Jokowi tak menjaga betul etika politik dan jabatan. Sebab, Jokowi meninggalkan dua tahun masa tugas sebagai Wali Kota Surakarta demi menjadi Gubernur DKI Jakarta. Sekarang, Jokowi ingin meninggalkan kursi Gubernur DKI Jakarta yang baru setahun didudukinya. "Jangan-jangan, nanti setahun jadi presiden ditinggal lagi jadi Sekjen PBB," kata Ruhut berkelakar.
Dia mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati memilih presiden. "Jangan beli kucing dalam karung," ujarnya. Jokowi resmi menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan pada Jumat pekan lalu. Ruhut meragukan kemampuan Jokowi. Untuk mengurus Jakarta saja, menurut Ruhut, Jokowi tak mampu, apalagi memimpin Indonesia.
Syarief Hasan meminta Ruhut lebih santun dalam memberikan kritik terhadap Jokowi. Mestinya, kata Sfarief, Ruhut bersikap lebih santun. Tak tertutup kemungkinan, kata dia, partainya memberi teguran pada Ruhut. "Prinsipnya, kami sudah mengendalikan ini," kata Syarief.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar