Ketua Umum PDIP, Megawati Sukarnoputri telah menggunakan haknya dalam menentukan calon presiden (capres) PDIP. Sebagaimana diketahui pada 14 Maret 2014, Megawati telah memandatkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres PDIP.
Mandat terhadap Jokowi sendiri tidak disampaikan langsung oleh Megawati melainkan melalui Ketua Badan Pemenangan Pemilu DPP PDIP, Puan Maharani. Kenapa begitu? "Mega ingin memunculkan tokoh-tokoh muda ke kancah nasional. Keputusan yang Mega ambil tidak selalu mesti dia yang sampaikan," kata Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (Deperpu) PDIP, AP Batubara kepada ROL di Jakarta, Selasa (18/3/2014).
Politikus senior PDIP ini melihat keputusan Megawati mencapreskan Jokowi sudah sangat tepat. Menurutnya Jokowi merupakan salah satu kader terbaik yang dimiliki PDIP. "Bagus sekali Jokowi. Dia kader terbaik," ujar Batubara.
Rekam jejak Jokowi sebagai kepala daerah menjadi salah satu indikator mengapa Jokowi dianggap kader terbaik. Batubara mengatakan Jokowi sudah berhasil membuktikan kepemimpinan sebagai Walikota Solo. Pun di Jakarta, meski belum sempurna, Batubara menilai Jokowi sudah membuat sejumlah perubahan. "Dia sudah buktikan prestasinya di Solo di Jakarta," ujarnya.
Batubara membantah keputusan Megawati menentapkan Jokowi sebagai capres terlalu mendadak dan terpaksa. Menurutnya keputusan itu telah dipertimbangkan secara matang dan melalui proses penilaian yang panjang. "Tidak ada yang mendadak. Tidak ada keharusan Mega hadir," katanya.
Sebagaimana diketahui Megawati telah menetapkan Jokowi sebagai capres PDIP lewat surat perintah harian yang dia keluarkan selaku Ketua Umum PDIP. Puan Maharani menyatakan Megawati mengeluarkan surat perintah pada 14 Maret 2014 sekitar pukul 14:25 WIB di kantor DPP PDIP.
Namun saat itu Puan tidak menjelaskan mengapa bukan Megawati yang membacakan keputusan penetapan Jokowi sebagai capres. Padahal sebelum surat perintah harian dibacakan Puan, Megawati juga ada di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar