Selasa, 18 Maret 2014

Fenomena Jokowi Bisa seperti Obama

Munculnya sosok Joko Widodo (Jokowi) di pentas politik nasional dalam waktu yang singkat telah membetot perhatian publik, baik di dalam bahkan luar negeri. Bekas Wali Kota Solo yang belum genap dua tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta ini resmi menjadi calon presiden 2014.
Tingginya tingkat keterpilihan Jokowi dari hasil berbagai lembaga survei memaksa partainya Jokowi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memajukan sebagai kandidat capres. Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) bahkan menyoroti Jokowi effect dapat menekan banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golongan putih (Golput).
Direktur Perludem Titi Anggraini mengatakan dengan tingginya elektabilitas Jokowi akan mampu mengurangi tingginya angka golput sepanjang tidak ada gonjang ganjing politik. "Seperti halnya fenomena Barack Obama di Amerika Serikat," ujar Titi kepada detikcom, Senin (17/03/2014).
Selanjutnya Titi menekankan pesimisme masyarakat atas kualitas dan integritas calon legislator tidak bisa disalahkan yang menyebabkan tingginya angka golput di setiap pemilihan umum. "Tidak adil kita selalu menyalahkan masyarakat," kata Titi.
Sepadangan dengan Titi, pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Andrinof Chaniago mencermati Jokowi effect cukup membantu mendongkrak partisipasi publik dalam Pemilu ini.
Menurut dia setidaknya faktor Jokowi ini menyumbang tingkat partisipasi publik sekitar 5 persen. "Pemilu kali ini akan lebih baik dibanding periode sebelumnya," kata Andrinof kepada detikcom.
Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris juga memprediksi tingkat golput akan berkurang. Salah satu penyebabnya yakni karena disahkannya Jokowi sebagai capres dari PDIP.
"Dengan diumumkannya Jokowi sebagai Capres itu akan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam Pemilu baik pileg maupun pemilu presiden,” ujar Syamsuddin kepada detikcom.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar