Selasa, 18 Maret 2014

Gara-gara Si Kerempeng, Garuda Emas Musuhi Banteng Merah

Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Martin Hutabarat angkat bicara tentang masalah Perjanjian Batu Tulis 2009 antara PDIP dan Gerindra. Martin menganggap bahwa perjanjian tersebut adalah perjanjian politik antara dua tokoh besar. Megawati dan Prabowo Subianto. Keduanya sepakat saling mendukung di Pemilu 2009 lalu.
Menurut Martin, pasca Pemilihan Presiden 2009, hubungan PDIP dan Gerindra tetap mesra meskipun Megawati dan Prabowo tak terpilih menjadi presiden dan wakil presiden.
Selain itu, pada era almarhum Taufik Kiemas terdahulu juga pernah muncul gagasan-gagasan yang baik untuk kedua partai.
"Bahkan pernah pula Alm Taufik Kiemas mewacanakan untuk menjadikan PDIP dan Gerindra menjadi satu fraksi. Begitu juga dalam menjadikan Jokowi Ahok sebagai gubernur/wagub DKI. PDIP dan Gerindra tetap solid meskipun menghadapi banyaknya tantangan dan cobaan," kata Martin, Selasa (18/3/2014).
Martin pun mengaku kaget jika ternyata perjanjian itu kini dilanggar PDIP. Menurut dia seharusnya politikus PDIP harus menghargai dan tulus pada isi perjanjian tersebut. Ini gentlemen's agreement, kesepakatan antara ksatria. Bukankah dulu Garuda Emas, lambang gerindra sepakat sehidup semati bersama si Banteng Merah?
"Sehingga melihat latar belakang hubungan kedua partai ini, perjanjian ini tidak terbayangkan menjadi ramai. Sebab perjanjian politik ini sebenarnya yang diperlukan adalah ketulusan dari masing-masing partai dan pimpinan partai untuk melaksanakannya," ujarnya.
"Ketulusan dan jiwa besar dari pimpinan-pimpinan partai itulah sebenarnya kunci dari dilaksanakannya atau tidak isi perjanjian tersebut," imbuh Martin.
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto langsung meradang setelah Megawati Soekarnoputri memilih Si Kerempeng Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres PDIP. Ketua umum PDIP itu dianggap ingkar janji karena pada 2009 lalu sudah membuat kesepakatan akan mendukungnya pada 2014. Kesepakatan itu ditandatangani di Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat.
"Saya kira berbahaya pemimpin Indonesia yang mencla-mencle. Satu hari bilang A besok bilang B. Jam 2 makan tahu, jam 3 makan tempe," kata Prabowo di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Minggu (16/3/2014).
Hubungan PDIP-Gerindra yang dulu berjanji sehidup semati pun kini di ujung tanduk. Garuda Emas dan Banteng Merah pun kini berdiri berhadapan. Entah siapa yang menang.

Sumber :
merdeka.com

1 komentar: