Seperti biasanya, setiap hari Senin, digelar rapat pimpinan (rapim)
untuk koordinasi pelaksanaan pembangunan di Jakarta selama satu pekan ke
depan. Namun yang tidak biasa, terlihat Wakil Gubernur DKI Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memimpin rapim, meskipun Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ada dalam rapat tersebut.
Apakah ini pertanda Jokowi sedang mempersiapkan Ahok sebagai
penggantinya ketika dia melangkah maju menjadi calon presiden (capres)?
Mantan Bupati Belitung Timur ini pun membantah situasi tersebut sebagai
salah satu langkah persiapan dirinya menjadi Gubernur DKI menggantikan
Jokowi. Dia berkilah sudah sering memimpin rapat meski ada Jokowi di
dalam rapat tersebut.
"Lho saya sudah sering kok pimpin rapat. Kalau Pak Jokowi
dipanggil sama Pak Presiden atau rapat dengan menteri, pasti saya yang
pimpin rapim," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (17/3/2014).
Politisi asal Partai Gerindra ini menegaskan tidak ada persiapan
khusus yang dilakukannya pascapencapresan Jokowi. Karena, ia sudah
mengenal Jokowi luar dalam sehingga mengetahui keinginan Jokowi terhadap
pelaksanaan pembangunan kota Jakarta ketika ditinggal untuk kampanye
capres nantinya.
"Nggak ada persiapan khusus. Selama ini sudah kerja sama dengan
beliau, bantu beliau. Jadi sudah tahu maunya seperti apa," ujarnya.
Meski tidak ada persiapan yang khusus dalam menghadapi pencapresan
Jokowi, mantan anggota DPR RI ini menyatakan akan merasa kehilangan
sosok kepemimpinan Jokowi bila terpilih menjadi Presiden. Karena itu,
Ahok meminta mantan Wali Kota Solo ini tidak mundur dari jabatan
Gubernur. Sehingga saat tidak terpilih pun menjadi Presiden, Jokowi
tetap bisa kembali menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Ya, pasti merasa kehilangan lah. Tapi kan kalau beliau jadi presiden
pasti ada orang yang membantunya. Makanya, saya minta beliau jangan
mundur. Sehingga kalau pun tidak terpilih, jadi masih tetap jadi
gubernur. Masih bisa ada bumper, jadi saya aman," ucapnya tersenyum.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar