PDI Perjuangan (PDIP) resmi mengusung Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden. Pencalonan Jokowi menuai pro dan kontra dari berbagai kalangan.
Menurut Pengamat Komunikasi Politik Universitas Paramadina (asal peserta konvensi Partai Demokrat Anies Baswedan), Hendry Satrio, pencalonan Jokowi terlalu terburu-buru.
"Pendeklarasian Jokowi sebagai capres PDIP semacam menjadi sebuah pertaruhan beresiko untuk PDIP dan Megawati sebagai pemberi mandat. Karena bila Jokowi kalah, akan membawa dampak negatif terhadap PDIP dan Jokowi sendiri baik dari segi tren dan popularitas.
Harus diketahui, secara tren memang Jokowi di atas angin, namun untuk kinerja dan pengalaman masih kalah dengan calon lain," kata Hendry dalam keterangan pers, Senin, (17/3/2014).
Hendry menilai langkah yang diambil partai berlogo banteng itu sebagai ketakutan PDIP. Jika Jokowi tidak dicalonkan pada pemilu tahun ini, maka diperkirakan PDIP mendapatkan suara yang rendah. Sehingga, lawan-lawan politik PDIP dapat memanfaatkan momentum ini.
"Ada kesan ketakutan PDIP akan kalah di pemilu legislatif sehingga memakai kartu truf yakni Jokowi sebagai alat untuk menambah suara," katanya.
"Namun, langkah ini juga sebenarnya menguntungkan partai-partai lainnya, khususnya partai yang belum memutuskan presiden seperti Demokrat, karena bisa mengatur lagi strategi pemenangannya," tambah dia.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar