Kepala Ekonom Samuel Asset Management, Lana Soelistianingsih, mengatakan pencalonan Joko Widodo atau Jokowi sebagai presiden membawa dampak positif bagi nilai tukar rupiah. Lana memperkirakan efek Jokowi akan membawa rupiah ke level 10.500 per dolar pada saat Pemilihan Umum dan Pemilihan Presiden 2014. "Rupiah bakal mengalami penguatan tertinggi di antara mata uang negara berkembang," kata Lana kepada Tempo, Senin (17/3/2014).
Lana mengatakan pada saat ini rupiah mampu berada di kisaran 11.250-11.300 per dolar. Selain efek Jokowi, sentimen positif lain yang diperkirakan memperkuat rupiah saat Pemilu adalah pencalonan wakil presiden.
Menurut dia, jika calon wakil presiden cocok dengan ekspektasi pasar, rupiah akan terbang lebih tinggi. Namun hingga kini belum diketahui, siapa sosok wakil presiden yang diidamkan investor.
Pada penutupan perdagangan di pasar uang, Jumat, 14 Maret 2014, rupiah menguat menjadi 11.356 per dolar Amerika Serikat. Kepastian pencalonan Jokowi membuat rupiah kembali bergerak di kisaran 11.300 per dolar, setelah sempat turun ke level 11.500. Dalam kurs tengah Bank Indonesia, , rupiah ditutup di level 11.421 per dolar atau menguat 34 poin dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya. Lana mengatakan rupiah ditutup pada level terkuat sejak awal November 2013.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Enny Sri Hartati mengatakan, pencalonan Jokowi sebagai calon presiden menjadi referensi positif bagi para investor. Kalangan investor menilai pencalonan Jokowi memberikan harapan di masa mendatang.
Namun, kata Enny, sebenarnya investor tak terlalu terpengaruh siapa presidennya nanti, karena yang dibutuhkan adalah konsistensi kebijakan. Sebab yang diinginkan masyarakat adalah visi kedaulatan ekonomi. Karena selama ini, ekonomi Indonesia seolah kehilangan kedaulatan.
Sumber :
tempo.co
Tidak ada komentar:
Posting Komentar