Menteri Keuangan Chatib Basri menegaskan penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar Rupiah akhir pekan lalu murni digerakkan pelaku pasar lokal. Di sisi lain, dia tidak menampik ada sentimen positif lain yakni pernyataan Joko Widodo (Jokowi) yang bersedia menjadi calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Dia menduga, faktor utamanya memang kesediaan Jokowi itu mengikuti pemilihan presiden. "Apakah itu karena pencapresan Pak Jokowi? Bisa saja," ujar Chatib sebelummengikuti MoU perpajakan dengan Pemprov DKI, di Balai Kota, Jakarta, Senin (17/2/2014).
Dari pantauan menkeu, IHSG mengalami kenaikan indeks 3,2 persen. Disusul kemudian Rupiah menguat 30 persen, dan Surat Utang Negara tingkat imbal hasilnya tetap di 8 persen.
Chatib meyakini pergerakan investasi akhir pekan lalu bukan oleh asing. Sehingga sentimen yang banyak direspon pasar adalah isu dalam negeri. Buktinya, bursa di regional banyak yang justru anjlok.
"Saya bisa bilang kejadian Jumat kemarin itu fenomena lokal, didorong oleh sejumlah sentimen lokal, karena kondisi pasar di regional mix," ungkapnya.
Hanya saja, situasi perdagangan hari ini, Senin (17/3/2014), kemungkinan agak menurun. Sebab, banyak investor akan berusaha mencari untung dan menjual sahamnya.
"Apakah itu akan berlanjut kita lihat saja. Logika saham, setelah naik besar dia profit taking. Nanti naik lagi, jangan berharap instan. Mudah-mudahan (berlanjut), kita lihat saja," katanya.
Sekadar mengingatkan,pada penutupan perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (14/3/2014), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menembus level 4.878 atau menguat tajam sebanyak 152 poin. Aliran dana asing yang masuk ke Indonesia mencapai Rp 7,48 triliun. Nilai tukar Rupiah ikut menguat 11 poin ke level Rp 11.375 per USD. Fenomena-fenomena itu terjadi sesaat setelah Jokowi untuk pertama kalinya menyatakan kesiapannya bertarung di pilpres.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar