Majunya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menuai beragam pendapat dari masyarakat. Beberapa menyatakan dukungannya, sementara sisanya menyayangkan. Warga Kelurahan Kali Anyar Kecamatan Tambora termasuk yang menolak rencana pencapresan tersebut.
"Kami tak setuju Pak Jokowi maju sebagai calon presiden," kata Jayata, ketua RW 05 Kali Anyar saat ditemui di Sekretariat RW, Senin (17/3/2014).
Pernyataan Jayata tersebut menanggapi keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengumumkan Jokowi akan diusung sebagai calon presiden untuk Pemilu 2014 pada Jumat lalu.
Warga yang lingkungannya sedang dibangun kampung deret ini menuturkan, warga di lingkungannya menginginkan Jokowi menyelesaikan masa kerjanya sebagai gubernur hingga 2017. Menurutnya, pengajuan Jokowi sebagai calon presiden dapat mengganggu program-program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang masih berlangsung.
Jokowi, kata Jayata, harus mengawal program tersebut hingga tuntas. Alasannya, ia pesimistis pergantian tampuk kepemimpinan tak akan menghasilkan ketegasan yang dimiliki oleh gubernur yang baru. "Pasti gayanya nanti berbeda, kami takut programnya nggak rampung," kata dia.
Senada dengan Jayata, Syarifah Hasan, 53 tahun, mengatakan pengajuan Jokowi sebagai calon presiden berpotensi mengacaukan program yang dirancang sejak awal. "Jakarta Baru itu kan impiannya dia dan kami para warga, kok malah ditinggalkan begitu saja," Syarifah mempertanyakan.
Meski mempercayai kinerja Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama sebanding dengan Jokowi, Syarifah menganggap Ahok tak memiliki rasa memiliki terhadap Jakarta. Ahok yang lebih banyak menghabiskan waktunya di kantor mengetahui permasalahan di Jakarta melalui anak buahnya. "Pak Ahok pasti sama pintarnya, tapi dia nggak 'ngemong' seperti Pak Jokowi," ujar Syarifah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar