Pengamat politik dan hukum di Aceh, Saifuddin Bantasyam mengatakan
kepemimpinan Jokowi yang ditampilkan sekarang memiliki perbedaan yang
kontras antara presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY) yang suka berbicara di belakang mimbar.
Kepemimpinan Jokowi
selama ini semenjak menjadi Wali Kota Solo sampai menjadi Gubernur DKI
Jakarta telah menampil sesuatu yang berbeda. Perbedaan yang ditampilkan
selalu mementingkan kepentingan masyarakat di atas kepentingan lainnya.
Sehingga tidak hanya menarik untuk dilakukan penelitian lebih mendalam
untuk ditulis, tetapi juga telah membuat masyarakat menyukai gaya
kepemimpinannya yang mau blusukan langsung ke lapangan.
"Ada
banyak perbedaan yang ditampilkan oleh Jokowi, kepemimpinannya itu lebih
mementingkan kepentingan masyarakat dari pada kepentingan pemerintah,"
tegas Saifuddin Bantasyam, Rabu (28/5) di Banda Aceh.
Lanjutnya,
hal ini seperti ditunjukkan seperti Jokowi mengambil keputusan terkait
dengan pemindahan orang jualan di tanah abang Jakarta. Jokowi, kata
dosen Fakultas Hukum dan Fisipol Unsyiah ini, bisa mengajak bicara
penjual di tanah abang untuk mau pindah berjualan ke lokasi yang telah
disediakan pemerintah tanpa ada keributan dan penolakan.
"Cara
Jokowi meminta pindah pedagang di tanah abang Jakarta itu suatu
kesuksesan Jokowi, karena memang Jokowi turun langsung ke lapangan dan
mengajak bicara langsung, bukan hanya bicara di belakang mimbar seperti
SBY," tegasnya.
Di sisi lain, Saifuddin Bantasyam juga menilai
kepemimpinan Jokowi yang ditampilkan selama ini banyak yang bisa ditulis
dan dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Karena ini merupakan
suatu yang baru dilakukan oleh Jokowi cara memimpin bangsa ini.
"Banyak yang bisa ditulis tentang leadership Jokowi dan banyak yang bisa dilakukan penelitian," imbuhnya.
Sementara
itu, terkiat pemenangan Jokowi di Aceh menurut Saifuddin Bantasyam
tidak hanya cukup mengandalkan ekstabilitas yang dia miliki saat ini.
Karena ekstabilitas Jokowi lebih banyak dimunculkan di media massa,
sedangkan masyarakat akar rumput masih kurang mengenal tentang ide-ide
kemandirian yang dia usung.
"Jadi tim Jokowi di Aceh itu tidak
bisa mengandalkan ekstabilitas Jokowi semata di Aceh, akan tetapi mereka
harus menjelaskan keberadaan Jusuf Kalla (JK) yang banyak terlibat
dalam merintis perdamaian di Aceh," ulasnya. [hhw/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar