Rabu, 28 Mei 2014

Mempermalukan Jokowi: Setelah Dengarkan Jokowi 1 Juni, Baru Demokrat Bergabung ke Prabowo

Politisi Partai Demokrat, Achmad Mubarok mengatakan, merapatnya Demokrat ke pasangan Prabowo Subianto-Hatta Radjasa hanya tinggal menunggu waktu saja.
Tanda-tandanya, pada Rapimnas Partai Demokrat, 18 Mei lalu, 22 persen peserta Rapimnas menyatakan dukungan ke Prabowo, sementara yang ke Jokowi, nol persen.
"Kita sedang menunggu hasil timbangan visi dan misi kedua pasang capres (Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK,red) yang akan disampaikan pada 1 Juni 2014 kepada presiden SBY. Kalau hasil timbangannya berat Prabowo, maka dukungan Demokrat akan diarahkan ke sana, paling lambat pertengahan kampanye pilpres mendatang," kata Mubarok," di saat dihubungi wartawan, Rabu (28/5/2014).
Menjawab pertanyaan, kenapa menunggu kedua capres menyampaikan visi dan misinya ke presiden tanggal 1 Juni, Mubarok menjelaskan, supaya presiden mendengarkan visi dan misi capres langsung dari yang bersangkutan, bukan lewat media massa.
"Lebih penting dari itu, presiden bisa memberi masukan atau berbagi pengalaman kepada capres selama 10 tahun menjadi RI-1," ujar Mubarok.
Harapan lainnya lanjut dia, adalah supaya capres yang menang pilpres mau menghormati presiden yang digantikannya. Presiden terpilih harus bisa mikul duwur mendhem jero. Artinya menurut Mubarok, bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan presiden pendahulunya, tidak ada politik balas dendam.
"Kita harapkan, budaya politik bermartabat ini dapat menjadi panduan bangsa ke depan. Jangan seperti dulu, Bung Karno jatuh diubek-ubek, begitu juga Pak Harto, setelah dia lengser masih dikejar-kejar juga. Ke depan, yang seperti itu tidak perlu terjadi lagi," harapnya.
Khusus bagi Jokowi, penyampaian visi dan misi capres pada 1 Juni 2014, bisa dia gunakan untuk untuk membuktikan apakah dirinya "capres boneka" atau bukan. Hal ini ujar dia, karena Jokowi pernah diisukan sebagai capres boneka dari Ketum PDI-P, Megawati Soekarnoputri. "Ini ujian bagi Jokowi, apakah dia independen atau boneka, nanti bakal ketahuan," kata Mubarok.
Ditanya alasan Demokrat dukung Prabowo?, Mubarok mengatakan, karena Prabowo sudah menyampaikan visi dan misinya, sehingga rakyat bisa menimbang bobotnya. Sedangkan Jokowi sampai sekarang, belum mengenalkan visi dan misinya kepada masyarakat, sehingga tidak ada yang tahu arahnya. "Kalau Prabowo sudah clear, visi dan misinya jelas dan menjual," ujarnya.
Terakhir, Mubarok yakin, capres yang di-endose SBY, peluang menangnya besar. SBY akan jadi faktor penentu kemenangan. Dia bukan seperti presiden sebelumnya yang ketika jatuh, sama sekali tidak menjadi  faktor dalam suksesi kepemimpinan nasional. "Jadi, jangan remehkan SBY," imbuh Mubarok.  [fas/jpnn]

1 komentar:

  1. Menurut Saya tim Jokowi - JK beserta Capres dan Cawapresnya, konsentrasi ke masyarakat aja yg notabene sbg pemilih, urusan partai Demokrat mau ikut sana atau sini itu hak meraka.

    BalasHapus