Tanda-tandanya, pada Rapimnas Partai
Demokrat, 18 Mei lalu, 22 persen peserta Rapimnas menyatakan dukungan ke
Prabowo, sementara yang ke Jokowi, nol persen.
"Kita sedang menunggu hasil timbangan
visi dan misi kedua pasang capres (Prabowo-Hatta dan Jokowi-JK,red) yang
akan disampaikan pada 1 Juni 2014 kepada presiden SBY. Kalau hasil
timbangannya berat Prabowo, maka dukungan Demokrat akan diarahkan ke
sana, paling lambat pertengahan kampanye pilpres mendatang," kata
Mubarok," di saat dihubungi wartawan, Rabu (28/5/2014).
Menjawab pertanyaan, kenapa menunggu
kedua capres menyampaikan visi dan misinya ke presiden tanggal 1 Juni,
Mubarok menjelaskan, supaya presiden mendengarkan visi dan misi capres
langsung dari yang bersangkutan, bukan lewat media massa.
"Lebih penting dari itu, presiden bisa
memberi masukan atau berbagi pengalaman kepada capres selama 10 tahun
menjadi RI-1," ujar Mubarok.
Harapan lainnya lanjut dia, adalah
supaya capres yang menang pilpres mau menghormati presiden yang
digantikannya. Presiden terpilih harus bisa mikul duwur mendhem jero.
Artinya menurut Mubarok, bisa memaafkan kesalahan yang dilakukan
presiden pendahulunya, tidak ada politik balas dendam.
"Kita harapkan, budaya politik
bermartabat ini dapat menjadi panduan bangsa ke depan. Jangan seperti
dulu, Bung Karno jatuh diubek-ubek, begitu juga Pak Harto, setelah dia
lengser masih dikejar-kejar juga. Ke depan, yang seperti itu tidak perlu
terjadi lagi," harapnya.
Khusus bagi Jokowi, penyampaian visi dan
misi capres pada 1 Juni 2014, bisa dia gunakan untuk untuk membuktikan
apakah dirinya "capres boneka" atau bukan. Hal ini ujar dia, karena
Jokowi pernah diisukan sebagai capres boneka dari Ketum PDI-P, Megawati
Soekarnoputri. "Ini ujian bagi Jokowi, apakah dia independen atau
boneka, nanti bakal ketahuan," kata Mubarok.
Ditanya alasan Demokrat dukung Prabowo?,
Mubarok mengatakan, karena Prabowo sudah menyampaikan visi dan misinya,
sehingga rakyat bisa menimbang bobotnya. Sedangkan Jokowi sampai
sekarang, belum mengenalkan visi dan misinya kepada masyarakat, sehingga
tidak ada yang tahu arahnya. "Kalau Prabowo sudah clear, visi dan
misinya jelas dan menjual," ujarnya.
Terakhir, Mubarok yakin, capres yang
di-endose SBY, peluang menangnya besar. SBY akan jadi faktor penentu
kemenangan. Dia bukan seperti presiden sebelumnya yang ketika jatuh,
sama sekali tidak menjadi faktor dalam suksesi kepemimpinan nasional.
"Jadi, jangan remehkan SBY," imbuh Mubarok. [fas/jpnn]
Menurut Saya tim Jokowi - JK beserta Capres dan Cawapresnya, konsentrasi ke masyarakat aja yg notabene sbg pemilih, urusan partai Demokrat mau ikut sana atau sini itu hak meraka.
BalasHapus