Koordinator Nasional JPN, Khaerul Anam
Harisah mengatakan, ada alasan kuat yang membuat organisasinya
menjatuhkan dukungan kepada Jokowi - JK. Khaerul menegaskan, Jokowi - JK
merupakan kombinasi figur yang peduli pada pengembangan pendidikan dan
pesantren.
"Karena itu kami hari ini bersepakat
mendeklarasikan Jaringan Pelajar Nadhliyin, sekaligus memberikan
dukungan kepada kader nadhliyin yang peduli terhadap pendidikan dan
pesantren yakni Ir H. Joko Widodo - Drs HM Jusuf Kalla," kata Khaerul di
acara yang juga dihadiri Jokowi itu.
Khaerul menambahkan, para pelajar dari
kalangan nadhliyin memiliki harapan besar pada pasangan Jokowi - JK.
Sebab, JPN melihat sosok Jokowi-JK mampu menjawab tantangan yang akan
dihadapi bangsa ini ke depan dengan pendekatan dialog.
Dengan pendekatan kemanusiaan dan
dialog, kata Khaerul, rekam jejak Jokowi-JK dalam menyelesaikan masalah
sudah terbukti. Misalnya dalam menciptakan perdamaian di Aceh,
penertiban pasar di Jakarta, pembangunan kampung deret, dan banyak lagi
contoh lainnya. "Permasalahan keteladanan akan diselesaikan pasangan ini
dengan bekerja secara tulus untuk rakyat," tandas Khaerul.
Menurutnya, Jokowi - JK bukan tipikal
pemimpin yang suka main perintah kepada bawahan. Sebaliknya, keduanya
justru berupaya menempatkan diri berada di garda depan dalam menuntaskan
masalah. "Pak Jokowi - JK adalah pemimpin, bukan bos yang hanya ada di
balik meja kerja," tegasnya.
Sedangkan Sekretaris Nasional JPN,
Farida Farichah mengaku yakin Jokowi - JK akan mampu menyelesaikan
masalah keteladanan bangsa dengan menghidupkan kembali gotong royong
dengan melibatkan masyarakat dalam mengawal setiap pembangunan. Salah
satunya adalah mengimplementasikan gagasan Tri Sakti agar mandiri di
bidang ekonomi, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian di bidang
budaya.
Farida menambahkan, gotong royong, Tri
Sakti dan Revolusi Mental yang diusung Jokowi - JK merupakan langkah
konkret untuk mengembalikan jati diri bangsa. "Ini sangat baik dan patut
kita implementasikan," kata Farida yang juga Ketua Umum Ikatan Pelajar
Putri Nadhlatul Ulama. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar