Rabu, 28 Mei 2014

Jokowi Singgung Impor Pangan Padahal Indonesia Negara Agraris

Calon presiden Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi memaparkan visi dan misinya dihadapan kader Jaringan Pemuda Nahdliyin (JPN), di Kramat Raya, Jakarta Pusat, Rabu (29/5/2014), malam. Jokowi menegaskan perlunya berorientasi dua hal dalam pembangunan Indonesia ke depan yakni masalah pangan dan energi.
Menurut Jokowi melimpahnya hasil pangan Indonesia seharusnya dimanfaatkan oleh pemerintah dengan memperkuat produksi pertanian di negara agraris Indonesia.
"Sebagai negara agraris kita malah mengimpor hasil pertanian dari negara asing," ujar Jokowi.
Ia mencontohkan produk pertanian Indonesia semacam beras, gandum, singkong, bawang, dan kedelai ternyata masih berharap dari produksi luar negri.
"Seharusnya produk pertanian kita diperkuat dengan membentuk sekolah kejuruan semacam sekolah pertanian,"ujarnya.
Jokowi menyayangkan adanya konversi lahan pertanian menjadi lahan lain. Ia berharap adanya regulasi yang jelas mengenai lahan pertanian tidak lagi dialihfungsikan menjadi lahan perumahan.
Ia menambahkan produk pertanian juga harus mempunyai riset dan berasal dari kontens lokal. Jokowi tidak menginginkan konsumsi beras Indonesia mengharapkan impor dari Vietnam dan Thailand.
"Indonesia harus menjadi negara produksi bukan negara konsumsi," ujarnya.  [tribun]

1 komentar:

  1. Nah loh benar itu Pak Jokowi. Di lapangan gue lihat sangat melimpah tanaman padi, bawang merah, jagung manis, sayur mayur, tebu, dan ternak sapi, kambing dsb. Itu berarti selama ini menteri terkait bekerja atau tidak?
    Berapa komparasi untung rugi beli dg pake hasil panen sendiri? Apa ada keuntungan lain sbg faktor x dr impor? Nah, disinilah tugas KPK dan para ahli pertanian, perdagangan, perekonomian, perhubungan utk audit keuangan dan hitung harga komoditi+transport produk dlm negeri vs hrg produk+bea import prdk luar negeri.

    BalasHapus