Kebutuhan daging sapi di Jakarta lebih dari 50 ribu ton pertahun atau
sekitar 1.500 ekor sapi perhari. 70 Persen kebutuhan itu dipenuhi dari
impor. Fakta ini membuat Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ingin
memutus impor daging sapi agar tidak ketergantungan kepada impor.
Untuk
memutus impor sapi yang 'merajai' di Jakarta, Jokowi mengadakan
kerjasama dengan beberapa daerah, seperti Lampung dan Nusa Tenggara
Timur (NTT). Dia mengatakan, kualitas daging sapi lokal tidak kalah jauh
dengan impor.
"Arahnya ke sana (memutus impor)," kata Jokowi
saat berkunjung ke Rumah Pemotongan Hewan (RPH) di Oeba, Kupang, NTT,
Selasa (29/4/2014).
Jokowi mengatakan, salah satu faktor
pendorong kerjasama ini yaitu terjadinya kelangkaan daging sapi di
Jakarta beberapa bulan yang lalu. Harga daging sapi di Jakarta saat itu
menembus angka Rp 130 ribu.
Untuk mengakali itu, lanjut Jokowi,
memang impor menjadi salah satu alternatif, karena bisa datang dengan
cepat. Namun, jika diteruskan, maka akan memutus produksi sapi di negeri
sendiri.
"Orang Jakarta makan sapi banyak sekali. Waktu ada
krisis daging, harga daging sampai Rp 130 ribu. Yang ditunjuk-tunjuk itu
saya, sama tukang bakso, mie. Merek bilang, bisa bangkurt kalau
terus-terusan bginin. Nah, kalau kita mau cepat impor, tapi produksi di
dalam negeri bisa masalah. Impor mudah, tapi produksi lokal bisa jadi
masalah," terang Jokowi.
Jokowi juga tidak terlalu
mempermasalahkan mahalnya biaya mendatangkan sapi dari daerah lain ke
Jakarta dibanding impor dari luar negeri. Menurutnya, masalah
infrastruktur perhubungan harus segera diperbaiki, tentunya dengan
bantuan dari pemerintah pusat.
"Infrastruktur konektifiti antara pulau ini yang harus dibenahi. Kita
usulkan ke pemerintah pusat agar transportasinya murah. Tentu saja di
transportasi airnya. Memang kita perlu benahi, manajemen distribusi
logistik," kata Jokowi.
Pemprov DKI sendiri telah bekerja sama
dengan Pemprov Lampung untuk masalah ketersediaan pangan dan daging di
Jakarta. Terakhir dengan NTT, Jokowi menandatangani MOU juga untuk
ketersediaan pasokan daging sapi di Jakarta.
MOU dengan Pemprov
NTT ditandatangani di Desa Ponain, Amarasi, Kupang, NTT. Di NTT sendiri
memiliki stok sekitar 900 ribu ekor sapi.
"Ya harus berani
memulai. Memang diawal berat, tapi ke depan lebih mudah. Kedaulatan
pangan akan sulit tercapai kalau kita tidak mempertajam sisi produksi
kita," kata Jokowi. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar