Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan tak ingin bergantung dari impor daging yang didatangkan dari negara asing untuk memenuhi ketersediaan daging. Karena itu Pemprov DKI melakukan perjanjian kerja sama dengan Pemprov NTT terkait peternakan dan ketersediaan daging untuk Jakarta .
"Kami jangan ketergantungan sekali dengan impor. Dulu saya yang ditunjuk tukang bakso, tukang daging dan tukang yang berbahan daging. Gimana nutupinnya? Ya sudah impor," ujar Joko Widodo atau akrab disapa Jokowi saat berpidato di peternakan warga Desa Ponaim, Kelurahan Amarasi, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (29/4/2014).
Jokowi menjelaskan, kebutuhan daging di Jakarta yang penduduknya 28 juta ini setiap hari mencapai 150 ton atau setara dengan sekitar 1.000 ekor sapi. Jalan lain selain melakukan impor daging tentu menjalin kerja sama dengan daerah yang memiliki peternakan sapi.
"NTT kan punya banyak peternakan.
Kami malas pusing-pusing. Kami kerja sama saja dengan NTT. Dan baru hari ini kami tandatangani kerja sama itu," ucap Jokowi.
Jokowi yang juga bakal calon presiden dari PDI Perjuangan ini menilai kerja sama ini tidak hanya memberi manfaat sepihak, namun keduabelah pihak masing-masing mendapatkan keuntungan.
"Potensi di NTT itu memungkinkan untuk dilakukan kerja sama. Kami semua mendapatkan manfaat," kata Jokowi. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar