Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo blusukan ke rumah potong hewan sekaligus pasar tradisional di Oeba, Fatuwesi, Kelapa Lima, Kupang, Selasa (29/4/2014) pagi. Jokowi disambut antusias oleh pedagang pasar.
Saat berada di persimpangan jalan pasar, protokol Pemprov NTT sempat bingung memilih jalan blusukan. Apa melalui gang kecil atau jalanan pasar yang lebar. Kebingungan tersebut lalu didengar oleh pedagang setempat.
"Beri Jokowi gang sempit. Jangan jalan lebar. Biar dia bertemu dengan masyarakat langsung," teriak pedagang seraya tertawa.
Akhirnya, Jokowi beserta rombongan pun melalui gang sempit. Gang tersebut memiliki panjang lima meter dan lebar satu meter. Di tepi gang itu ada penjual kopi sehingga lebarnya kian sempit. Belasan pedagang dengan ponsel di tangan menyambut Jokowi di ujung gang.
Di pasar itu, Jokowi sempat membeli sekantong bawang merah. Kejadian unik mewarnai peristiwa itu. Seorang pemuda menaiki lapak pedagang agar mudah melihat Jokowi. Dia menghentak-hentakkan kakinya sambil berteriak "hidup Jokowi, hidup Jokowi".
Aksi sang pemuda mendapat protes dari pemilik lapak. "Hei, jangan lompat-lompat di saya punya kayu. Pecah semua itu," timpal pedagang.
Namun, sang pemuda tidak mengendurkan semangat teriaknya. Ia hanya menghentikan hentakan kakinya.
Jokowi, yang mengenakan kemeja lengan panjang putih, datang bersama Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya ke rumah potong hewan pukul 07.50 Wita. Sekitar 10 menit berdiskusi di tempat pemotongan sapi itu, Jokowi dan rombongan berjalan kaki ke Pasar Oeba, sekitar 200 meter dari tempat pemotongan sapi tersebut.
Kedatangan Jokowi merupakan bagian dari kerja sama antara Pemprov DKI dan Pemprov NTT di bidang peternakan sapi. Kerja sama tersebut diklaim berpengaruh positif ke banyak hal. Pertama, pemerataan kesejahteraan masyarakat. Kedua, menjadikan Jakarta kota efisien. Ketiga, menekan impor daging sapi. Keempat, mengembangkan komoditas lokal dan lain-lain. [tribunnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar