Jumat, 23 Mei 2014

Jokowi Bantah Tak Akan Lanjutkan Sertifikasi Guru

Calon Presiden Joko Widodo mengawali kegiatannya dengan menyambangi Pengurus Pusat Persatuan Guru Republik Indonesia. Sekitar pukul 08.00, Jokowi datang ke kantor PGRI di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Mengenaan baju koko berwarna putih dipadu selendang kotak-kotak warna merah muda, ia mendengarkan pemaparan tentang dunia pendidikan yang disampaikan pengurus PGRI.
Dalam sambutannya, Jokowi menekankan tentang pentingnya pendidikan. Menurut dia, dalam membangun negara, pendidikan harus tetap nomor satu.
Ia mencontohkan, ketika Jerman dan Jepang jatuh saat kalah perang dunia ke-2, yang mereka cari adalah guru.
"Guru berkualitas untuk membangun manusia yang bagus," kata Jokowi, Jumat, 23 Mei 2014.
Ia mengklarifikasi isu yang menyatakan bahwa bila dirinya terpilih menjadi presiden, maka sertifikasi guru tidak dilanjutkan. "Waduh itu tidak benar. Sertifikasi tetap ada," ujar Jokowi.
Jokowi lantas memaparkan soal pentinya pelajaran budi pekerti di sekolah. Menurut dia, untuk tingkat Sekolah Dasar, seharusnya porsi pendidikan budi pekerti 80 persen. Sisanya ilmu pengetahuan. Baru, ketika tingkat Sekolah Menengah Atas, porsinya menjadi terbalik.
Ia juga menyatakan, harus ada sinergi antara guru dan orang tua. Selama ini, ia melihat peran orang tua relatif minim. "Orang tua datang ke sekolah cuma pas bagi rapor saja. Seharusnya lebih intensif," katanya.
Ketua PGRI, Sulistyo, mengapresiasi terobosan Jokowi dalam dunia pendidikan. Bahkan, ia menilai mantan Wali Kota Solo itu sangat peduli terhadap guru. "Beliau ini selalu mendengarkan guru sebelum mengeluarkan kebijakan," ucapnya.  [Metro Tv]

1 komentar:

  1. Yah, tak mungkin Pak Jokowi bisa seperti skrg ini tanpa karya guru2nya dulu (sejak SD hingga SMA). Pak Jokowilah satu2nya capres yg pernah tetapkan jam malam bg anak sekolah di DKI, membela mobil ESEMKA saat jd Walkot Solo walau terhalang jd mobil nasional (mobnas), berkeinginan memperbanyak SMK di Indonesia, serta keinginan bobot budi pekerti di SD diperbanyak. Itulah bukti2 yg bukan sekedar wacana tp sdh dilakukan Pak Jokowi.

    BalasHapus