Negarawan Center meyakini sepenuhnya bangsa Indonesia akan dipimpin
oleh Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) sebagai pemimpin
Indonesia baru. Penegasan tersebut disampaikan Presiden Negarawan Center
Johan O. Silalahi, di Jakarta, Jumat (23/5/2014).
Johan menegaskan, Negarawan Center bersama seluruh jaringan
menyatakan dukungan penuh kepada Jokowi-JK dan akan ikut membantu
pemenangan pasangan itu di seluruh Indonesia.
Menghadapi pesaing yang juga tangguh yakni pasangan Prabowo-Hatta
Rajasa, Johan mengingatkan Jokowi-JK, bersama tim kampanye dan seluruh
relawan, perlu fokus berbagi tugas menggarap segmen pemilih.
Segmen pemilih terbesar dari kalangan nasionalis digarap oleh Jokowi.
Segmen pemilih dari kalangan Islam tradisional dan konservatif digarap
oleh Jusuf Kalla. Wilayah Jawa dan Sumatera digarap Jokowi. Khusus
Wilayah Aceh dan Indonesia bagian Timur termasuk Kalimantan, Sulawesi,
dan Papua digarap oleh Jusuf Kalla.
"Sesekali jika dianggap sangat penting dan strategis, Jokowi-Jusuf
Kalla bisa turun bersama merangkul segmen yang sama. Segmen pemilih dari
masyarakat golongan ekonomi lemah atau rakyat miskin sangat tepat untuk
digarap oleh Jokowi dengan strategi blusukan-nya," kata Johan.
Lebih lanjut Johan mengatakan, Jokowi harus betul-betul menyadari
kompetensi dan karunia Allah SWT kepadanya dan tidak boleh mencoba
berubah menjadi sosok seperti Jusuf Kalla, demikian juga sebaliknya.
Jokowi dinilainya perlu berhati-hati dalam melemparkan isu apa pun
kepada publik karena bisa menjadi pisau bermata dua dalam upaya
pemenangan pilpres.
Menurutnya, kekuatan Jokowi karena selalu berada dan dekat dengan
rakyat, serta selalu berbicara dalam bahasa rakyat. Sebaliknya, Jusuf
Kalla, perlu memainkan peran dengan kecerdasannya dalam berkomunikasi di
media massa, kepada kaum elite dan kalangan menengah atas di Indonesia.
"Berbekal kemampuan, pengalaman, kematangan, dan kecerdikannya, Jusuf
Kalla harus menjadi panglima perang yang memimpin serangan udara untuk
menarik simpati dan dukungan rakyat dari seluruh Indonesia," kata dia.
Dia melanjutkan, Jokowi-Jusuf Kalla harus jernih untuk tidak masuk
dalam isu yang sesungguhnya sama sekali tidak menyentuh pemecahan solusi
masalah bangsa dan negara. Misalnya isu pembagian kursi menteri kabinet
yang terlanjur digulirkan. Isu tersebut hanya memuaskan segelintir
kecil di antara kaum elite.
"Mayoritas rakyat menengah ke bawah apalagi rakyat miskin yang
menjadi segmen pemilih terbesar tidak paham dan tidak tertarik dengan
isu tersebut karena tidak berhubungan sama sekali dengan kemaslahatan
hidup mereka," jelasnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar