Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, seolah tidak terima bila bosnya, Joko Widodo, mendapat tudingan dari FITRA terkait percepatan proyek Jakarta Emergency Dredging Initiative (JEDI). Proyek itu dikabarkan menjadi sumber dana pilpres bagi Jokowi yang juga capres PDIP.
"Pakai duit sendiri dituding buat dana pilpres. Jadi pinjam lebih bagus. Aku sudah capek dengar FITRA, tidak mengerti maunya apa," kata pria yang akrab dipanggilan Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (2/5/2014).
Menurut dia, Pemprov DKI memang sengaja mempercepat proses penyelesaian proyek JEDI. Tujuannya, untuk mengurangi pinjaman dari luar negeri.
"Justru kita percepat untuk mengurangi pinjaman. Jadi kita kerjain sendiri. Kerjain sendiri dicurigai, pinjam duit dicurigai, kenapa tidak curigai saja semua proyek penggalian? Kita nahan soalnya sistem e-budgeting kita belum beres, karena SKPD kita belum bisa pakai satuan sehingga banyak Silpa. Nah, kita mau kerjain pakai duit kita yang lebih itu," beber mantan Bupati Belitung Timur ini.
Justru, kata Ahok, Pemprov DKI memiliki dana yang cukup untuk menyelesaikan proyek JEDI. Oleh karena itu, Pemprov memilih untuk tidak meminjam uang dari Bank Dunia.
"Kita pinjam itu juga karena terpaksa, karena ada ikatan komitmen fee. Kalau tidak sudah saya batalin semua. Karena apa? Kita ada duit kok. Jadi tuduhannya yang mana?" tegasnya.
Seperti diketahui, FITRA mempertanyakan alasan Pemprov DKI Jakarta mempercepat penyelesaian proyek JEDI. Kontrak yang seharusnya 5 tahun pun berubah menjadi 2 tahun. FITRA khawatir proyek itu menjadi sumber dana Pilpresnya. [Bob/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar