Jumat, 02 Mei 2014

Ical dan 'Boarding Pass' yang Tertukar

Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie adalah capres yang pertama mendeklarasikan diri pada Juli tahun 2012 silam. Ical juga pernah menyebut hanya dirinya dan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang memiliki 'boarding pass' maju ke Pilpres 2014. Namun kini Ical mengubah haluan.
Sekarang Ical mulai mengubah arah, membuka kemungkinan maju hanya sebagai cawapres. 'Boarding pass' yang digembar-gemborkannya dulu kini ditukar untuk posisi cawapres saja, jika benar Ical akhirnya sepakat maju sebagai cawapres mendampingi Prabowo Subianto.
Kabarnya Ical semakin realistis menatap Pilpres 2014. Lawan tangguh di Pilpres 2014 sulit dikejar, solusinya adalah merapat ke salah satu dari dua capres terkuat saat ini yakni Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto. Konon lantaran lobi koalisi dengan Jokowi gagal, Ical mengutamakan penjajakan koalisi dengan Gerindra yang jelas menyatakan siap menyatukan kekuatan dengan Golkar.
Setelah Prabowo dan Ical bertemu pada Selasa (29/4) lalu memang keduanya sepakat menjajaki koalisi untuk menggabungkan kekuatan. Jika koalisi itu serius tentu saja harus ada yang mengalah di Pilpres nanti. Saat ditanya soal yang harus mengalah, Ical pun mulai membuka peluang jadi cawapres.
"Sampai sekarang kan saya capres Partai Golkar, tapi di dalam politik segala itu bisa terjadi. Pak Prabowo masih capres dari Partai Gerindra, segalanya bisa terjadi. Nomor satu jadi nomor dua dan nomor dua jadi nomor satu, yang penting itu hanya instrumen," kata Ical di Elite Club, Epicentrum, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (30/4) lalu.
Sejumlah pihak mulai menghitung untung-rugi duet Prabowo-Ical. Pasangan Prabowo-Ical mungkin akan sering muncul di media seperti iklan Golkar, namun sulit untuk terdongkrak, apalagi menghadapi Jokowi. Sementara itu duet Prabowo-Ical juga berpotensi membuat PKS, PD, dan PAN yang sempat memberi sinyal dukungan ke Gerindra berubah haluan membuat poros baru.
Sampai saat ini memang koalisi Golkar dan Gerindra belum memasuki babak final apalagi sampai kesepakatan memasangkan Prabowo-Ical. Sama seperti kalangan lembaga survei yang tak bisa membaca kekuatan Prabowo-Ical.
"Elektabilitas Ical sebagai capres memang di bawah Jokowi dan Prabowo. Tapi elektabilitas sebagai cawapres saya nggak tahu alias misterius. Soalnya selama ini tidak ada lembaga survei yang simulasikan Ical sebagai cawapres, takut dimarahi Pak Ical yang waktu itu mengaku sebagai satu-satunya capres pemegang boarding pass," canda Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (2/5/2014).  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar