Tim Relawan Joko Widodo Jawa Timur mulai blusukan di basis nelayan Bulak Kenjeran Surabaya sekaligus mengapresiasi pemberdayaan masyarakat setempat karena dinilai sukses mengembangkan olahan ikan hasil tangkapan di laut.
"Ini contoh pemberdayaan yang sangat luar biasa dan layak menjadi acuan bagi masyarakat," ujar Ketua Tim Relawan Jokowi Jawa Timur, Bambang Dwi Hartono, kepada wartawan di sela kunjungannya di Pasar Sentra Ikan Bulak Kenjeran, Selasa (22/4/2014).
Ia mengakui blusukan tersebut bagian dari strategi mempromosikan dan menyosialisasikan Jokowi sebagai calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Menurut dia, jika nantinya Jokowi terpilih mengemban amanat 200 juta lebih penduduk Indonesia maka pengembangan dan pemberdayaan masyarakat seperti ini akan ditularkan ke semua daerah.
"Apalagi Tanah Air kita ini kaya akan laut beserta ikan yang melimpah. Berawal dari nelayan Kenjeran bisa dikembangkan ke daerah lain. Jika Jokowi presiden, pasti kami melakukannya," kata mantan Wali Kota Surabaya tersebut.
Suami Dyah Katharina itu juga mengakui sebagai tim relawan pihaknya tidak perlu menunggu perintah partai untuk bekerja mempromosikan Jokowi. Bambang DH juga menegaskan ia dan tim tidak risau dengan polemik terkait partai koalisi maupun calon pendamping Jokowi.
"Kami tidak mau menunggu karena pasti kehilangan momentum. Sebagai tim relawan yang tidak ada sangkut pautnya dengan partai maka kami akan terus bergerak dan menyosialisasikan Jokowi hingga ke akar rumput," katanya.
Di tempat yang sama, pria yang pernah menjabat Wakil Wali Kota Surabaya juga mengunjungi pedagang pasar sentra ikan serta tempat pengolahannya. Ia melihat proses berbagai produksi seperti bakso ikan, nugget, siomay, abon dan sebagainya.
"Dulu saat nelayan pulang melaut dan tangkapannya berlebih, sisanya dibuang. Sekarang istri-istri nelayan bisa memanfaatkan sisa tangkapan dengan menjadikan dalam bentuk lainnya," kata dia.
Tidak itu saja, hasil produksi ibu-ibu nelayan setempat sudah dipasarkan di tempat perbelanjaan umum. Bambang DH menilai model pemberdayaan seperti ini layak dicontoh karena tidak mengandalkan APBD maupun APBN.
"Hasil olahannya bervariasi. Meski tanpa pengawet, tapi bisa tahan lama dan dipasarkan secara luas. Kami terus mengawal kisah-kisah sukses masyarakat di berbagai sektor, seperti pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup dan sebagainya," kata Wakil Ketua DPD PDIP Jatim tersebut.[Desy Saputra/antaranews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar