Keluarga Mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) bergeming dengan
sikapnya soal politisasi kampus. Mereka tetap menolak bila ada Capres
yang datang sendiri ke kampus termasuk memberi kuliah umum. Namun lain
soal bila debat Capres dilakukan, karena semua memberi visi dan misi.
Semua mendapat kesempatan yang sama.
"Kami mengingatkan bahwa
kampus harus netral. Dan kita nggak usir Jokowi," jelas Ketua KM ITB
Mohammad Jeffry Giranza saat dikonfirmas detikcom, Selasa (22/4/2014)
Jeffry
juga menyampaikan, KM ITB sudah menemui Gamais ITB dan berbicara soal
diskusi mencari pemimpin ideal yang digelar 10 Mei mendatang.
KM ITB
memberi tiga opsi kepada Gamais, pertama meminta acara ditunda, kedua
menyarankan agar pembicaranya diganti, dan yang ketiga kalau acara tetap
digelar KM ITB tetap akan melakukan aksi.
Acara yang digelar
pada 10 Mei itu mengundang antara lain Anis Matta, Hatta Rajasa, Yusril
Ihza Mahendra, serta tokoh-tokoh Islam yang lain. Acara digelar di
Sabuga ITB.
"Masih belum ada sikap dari Gamais, mereka rapat
internal dan akan memberikan press rilis," jelas mahasiswa Geologi ITB
angkatan 2010 yang tengah menyelesaikan tahap akhir kuliah ini.
Jeffry
juga kembali memberi penjelasan soal insiden Jokowi di ITB pada pekan
lalu. Menurut dia, sebenarnya KM ITB hanya melakukan pengawalan saja
terkait acara Jokowi. Bila Jokowi selaku Gubernur DKI berbicara soal
tata kota itu bisa diterima.
"Tapi kalau tiba-tiba bicara pencapresannya, tentu kita akan bersikap reaktif masuk ke dalam ruangan," jelas Jeffry.
Namun
sayangnya, belum apa-apa, Jokowi sudah mengurungkan niatnya memberi
kuliah umum. "Kenapa nggak dilanjutkan saja?" tanya Jeffry.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar