Seorang profesor dari New York University, Clay Shirky, mengatakan media
sosial adalah salah satu sarana untuk membentuk opini publik. Di ranah
media sosial kelompok-kelompok masyarakat bisa saling berinteraksi,
bahkan melakukan gerakan pembentukan opini selayaknya kampanye politik.
Seperti
halnya di bidang marketing, peranan media sosial dalam politik tak bisa
dipungkiri. Pergolakan politik di berbagai negara seperti di Mesir,
Libanon, Syria, Libya, dan Tunisia, disebut juga berawal dari kicauan di
Twitter.
Fenomena tersebut rupanya disadari betul oleh politisi
dan partai politik di Indonesia. Apalagi di negeri ini pengguna media
sosial seperti Facebook dan Twitter cukup tinggi. Pada 2012 misalnya
pengguna Facebook di Indonesia menempati urutan keempat di dunia.
Sementara pengguna Twitter berada di posisi lima.
Peran media
sosial sebagai salah satu sarana membentuk opini publik pun tak bisa
dikesampingkan. Walhasil partai politik pun kini memiliki tim media
sosial yang khusus bekerja di dunia maya.
Wakil Ketua Umum
Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon menyebut tim yang bergerilya di
dunia maya ini sebagai Laskar Cyber atau 'Pasukan Nasi Bungkus'. Partai
Gerindra mengaku juga memiliki tim online yang bertugas mengkonter
serangan dari tim lain. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga
mengaku memiliki 'Laskar Cyber'. Bagaimana peta kekuatan mereka?
PoliticalWave,
sebuah lembaga pemantau aktivitas dunia maya, memetakan kekuatan
'pasukan nasi bungkus' milik PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Pada
pemilihan presiden tahun ini PDI Perjuangan mengajukan nama Joko Widodo
(Jokowi) sebagai capres, sementara Partai Gerindra mencalonkan Prabowo
Subianto.
Pendiri PoliticalWave Yose Rizal mengatakan PDI Perjuangan memiliki official account
yang lemah dibanding kubu Partai Gerindra. Akun @PDI_Perjuangan maupun
@Jokowi_do2 misalnya akhir-akhir ini tidak begitu aktif berkicau di
twitter. Namun partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki akun
relawan yang kuat dan tersebar.
Sebaliknya kubu Partai Gerindra memiliki official account
yang kuat. Yose menyebut ada tiga akun partai itu yang aktif, yakni
@Prabowo08, @Gerindra dan @Fadlizon. Namun partai ini memiliki akun
relawan yang lemah.
Menurut Yose, tim Laskar Cyber relawan
Jokowi dan PDI Perjuangan lebih efektif ketimbang milik Partai Gerindra.
Dia melihat relawan media sosial Jokowi terbentuk oleh orang-orang yang
tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
"Mereka ini tidak kenal satu dengan yang lainnya," kata Yose saat berbincang dengan detikcom, Selasa (22/4/2014).
Fakta ini lebih menguntungkan pihak PDI Perjuangan dan Jokowi. Pasalnya di antara relawan tersebut tentu memiliki follower
yang banyak dan berbeda satu dengan yang lain. "Sehingga jumlah
pengguna Twitter yang bisa katakanlah terpengaruh kicauan relawan
tersebut lebih banyak," papar Yose.
Sementara tim media sosial Prabowo, meski memiliki official account kuat, namun follower-nya sama. "Ya followernya itu-itu saja," kata Yose.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar