Selasa, 22 April 2014

Adu Kuat 'Pasukan Nasi Bungkus' Prabowo dan Jokowi

Seorang profesor dari New York University, Clay Shirky, mengatakan media sosial adalah salah satu sarana untuk membentuk opini publik. Di ranah media sosial kelompok-kelompok masyarakat bisa saling berinteraksi, bahkan melakukan gerakan pembentukan opini selayaknya kampanye politik.
Seperti halnya di bidang marketing, peranan media sosial dalam politik tak bisa dipungkiri. Pergolakan politik di berbagai negara seperti di Mesir, Libanon, Syria, Libya, dan Tunisia, disebut juga berawal dari kicauan di Twitter.
Fenomena tersebut rupanya disadari betul oleh politisi dan partai politik di Indonesia. Apalagi di negeri ini pengguna media sosial seperti Facebook dan Twitter cukup tinggi. Pada 2012 misalnya pengguna Facebook di Indonesia menempati urutan keempat di dunia. Sementara pengguna Twitter berada di posisi lima.
Peran media sosial sebagai salah satu sarana membentuk opini publik pun tak bisa dikesampingkan. Walhasil partai politik pun kini memiliki tim media sosial yang khusus bekerja di dunia maya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon menyebut tim yang bergerilya di dunia maya ini sebagai Laskar Cyber atau 'Pasukan Nasi Bungkus'. Partai Gerindra mengaku juga memiliki tim online yang bertugas mengkonter serangan dari tim lain. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan juga mengaku memiliki 'Laskar Cyber'. Bagaimana peta kekuatan mereka?
PoliticalWave, sebuah lembaga pemantau aktivitas dunia maya, memetakan kekuatan 'pasukan nasi bungkus' milik PDI Perjuangan dan Partai Gerindra. Pada pemilihan presiden tahun ini PDI Perjuangan mengajukan nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai capres, sementara Partai Gerindra mencalonkan Prabowo Subianto.
Pendiri PoliticalWave Yose Rizal mengatakan PDI Perjuangan memiliki official account yang lemah dibanding kubu Partai Gerindra. Akun @PDI_Perjuangan maupun @Jokowi_do2 misalnya akhir-akhir ini tidak begitu aktif berkicau di twitter. Namun partai berlambang banteng moncong putih itu memiliki akun relawan yang kuat dan tersebar.
Sebaliknya kubu Partai Gerindra memiliki official account yang kuat. Yose menyebut ada tiga akun partai itu yang aktif, yakni @Prabowo08, @Gerindra dan @Fadlizon. Namun partai ini memiliki akun relawan yang lemah.
Menurut Yose, tim Laskar Cyber relawan Jokowi dan PDI Perjuangan lebih efektif ketimbang milik Partai Gerindra. Dia melihat relawan media sosial Jokowi terbentuk oleh orang-orang yang tidak saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
"Mereka ini tidak kenal satu dengan yang lainnya," kata Yose saat berbincang dengan detikcom, Selasa (22/4/2014).
Fakta ini lebih menguntungkan pihak PDI Perjuangan dan Jokowi. Pasalnya di antara relawan tersebut tentu memiliki follower yang banyak dan berbeda satu dengan yang lain. "Sehingga jumlah pengguna Twitter yang bisa katakanlah terpengaruh kicauan relawan tersebut lebih banyak," papar Yose.
Sementara tim media sosial Prabowo, meski memiliki official account kuat, namun follower-nya sama. "Ya followernya itu-itu saja," kata Yose.[detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar