Perjodohan calon presiden dan wakil presiden harusnya memiliki nilai tambah buat satu sama lain, agar saling mengisi kekosongan di satu pihak. Partai pemenang Pemilu Legislatif 2014 versi hitung cepat PDIP dan Gerindra tengah mencari calon pasangan masing-masing. Lalu, seperti apa harusnya Jokowi dan Prabowo mencari pasangan pendamping?
"Saya berpendapat orang seperti Prabowo dicarikan orang wisdom-nya tinggi, dan jaringan luar negeri yang bagus" ujar Direktur Cyrus Hasan Hasbi dalam diskusi bertajuk 'Kawin Paksa, Hancurkan Bangsa" di Pisa Cafe, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2014).
Dikatakan, Hasan, Prabowo yang selama ini tidak bersahabat dengan luar negeri khususnya Amerika Seikat dan Australia memiliki kesempatan bisa menjalin kerja sama dengan dua negara itu. Asalkan, mencari pasangan yang mampu berhubungan baik dengan kedua negara itu.
"Kalau dia mau bermain-main dengan China, wakilnya bisa main sama Amerika dan Australia" paparnya.
Adapun kata dia, calon yang cocok untuk Joko Widodo adalah pasangan yang tidak suka mencari perhatian agar tak terjadi berebutan perhatian kepada publik.
Jokowi yang senang blusukan diharapkan tidak mencari wakil yang juga gemar blusukan, harus ada salah satu yang mengurus pemerintahan dari balik meja. Ditambah, karakternya yang lembut perlu mencari pendamping yang kuat.
"Jokowi yang tenang yang punya pertimbangan, harus mencari yang agak tergesa-gesa, agak sedikit keras, karena dia diam dan punya pertimbangan. Biasanya dalam politik lunak, maka harus ada yang yang keras," tambahnya.
Adapun katanya, siapapun pilihan Jokowi dan Prabowo nantinya yang pasti harus dipilih pasangan yang menutupi kekosongan satu sama lain. Agar pemerintahan berjalan baik
"Kombinasi seperti itu lebih berguna, dibanding saling mencalon-calonkan, karena kita enggak tahu nilai tambahnya, kita enggak tahu kompakya, chemistry nilai nomor satu. Ada karakter, perpaduan karakter, tapi harus punya chemistry." Tandasnya.[Lal/metrotvnews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar