Peneliti senior dan pengamat politik Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro, Sabtu 24 Mei 2014,
mengkritik visi misi pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla sebagai calon
presiden dan calon wakil presiden.
Menurut Siti, visi misi
pasangan itu tidak menyinggung isu otonomi daerah baik perkembangan
maupun proyeksinya di masa mendatang.
"Di mana letak Indonesia
pintar dan sehat, tapi tidak menyentuh otonomi daerah sama sekali. Apa
otonomi daerah mau dihapus?," ujar Siti Zuhro dalam diskusi bertajuk 45
Hari Mengejar Suara Rakyat di Cikini, Jakarta, Sabtu (24/5/2014).
Dalam sejarah Indonesia, ia melanjutkan, otonomi daerah selalu
disesuaikan dengan kepentingan rezim yang berkuasa. Oleh karena itu,
otonomi daerah harus dituntaskan agar tidak selalu diubah-ubah.
"Saya ingin melihat dari kedua pasangan calon itu, yang lebih berpihak pada keberhasilan otonomi daerah itu siapa," kata dia.
Siti juga menyarankan agar siapapun presiden dan wakil terpilih nanti bersedia dan legowo melepaskan jabatan di partai politik.
"Kami minta keduanya tidak direcoki oleh kesibukan partainya, jadi benar-benar diwakafkan untuk bangsa," kata Siti.
Atas kritik itu, juru bicara Jokowi - JK, Abdul Kadir Karding, mengakui
jika program otonomi daerah tidak menjadi prioritas. Alasannya, mereka
ingin memperbaiki setiap daerah berdasarkan kelebihan yang dimiliki
masing-masing daerah.
"Ke depan kami akan meninjau dan
mengevaluasi mengenai otonomi daerah baru," kata Karding yang juga
merupakan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu. [ren/vivanews]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar