Calon wakil presiden Jusuf Kalla menegaskan ia menjadi pendamping calon
presiden dari Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDIP) Joko widodo
bukan melalui jalur Partai Golongan Karya (Golkar), tetapi sebagai
profesional.
Menurut Kalla, selama ini karier politiknya di
pemerintah diraih secara profesional, bukan melalui Partai Golkar yang
menaunginya. Ia mencontohkan ketika menjadi menteri hingga wakil
presiden, semua diraih secara profesional.
Menurut dia, ketika melalui jalur Partai Golkar ia malahan gagal. Hal ini terjadi pada Pemilu Presiden 2009.
"Ketika
saya menjadi Ketua Umum Partai Golkar dan maju pada Pemilihan Umum
Presiden 2009 malah kalah," kata JK. "Sekarang, saya jadi cawapres juga
karena profesional, tidak mewakili partai. Insyaallah menang lagi," kata
Kalla pada acara Deklarasi Relawan Keluarga Nusantara, di Jakarta,
Sabtu (24/5/2014).
Kalla menambahkan ia tidak dapat melakukan
politik transaksional, karena selama ini ia memang lebih senang dihargai
keberadaannya sebagai profesional. Ia juga mengaku tidak dapat bersikap
fleksibel (untuk hal yang bersifat prinsip).
"Saya lebih (suka) apa adanya saja. Profesional," kata dia.
Kalla
maju pada Pemilu 2014 berpasangan dengan Calon Presiden Joko Widodo.
Keduanya diusung koalisi yang beranggotakan PDIP, Partai Nasional
Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat, dan
Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar