Meski sekarang menjadi tokoh penting di Indonesia, masa remaja
Joko Widodo (Jokowi) ternyata bukanlah sosok yang banyak bicara. Capres
PDIP itu di mata teman-temannya di SMA Negeri 6 Solo, dikenal sebagai
sosok yang pendiam dan tak banyak bicara.
"Selain jujur, pinter,
Jokowi itu sangat pendiam. Tak ada jiwa kepemimpinan atau sesuatu yang
menonjol. Dia juga ga pernah jadi ketua kelas atau ketua OSIS," ujar
Mahmud Nurwindu, teman sekelas Jokowi kepada merdeka.com, Sabtu (24/5/2014).
Nurwindu
yang mengaku sangat dekat dengan Jokowi menceritakan, saat mengikuti
tes atau ujian, mantan Wali Kota Solo tersebut dikenal sangat pelit.
"Dia
itu nggak bakalan nyontek atau niru jawaban temannya kalau ujian. Dia
juga pelit, nggak mau ngasih tau jawabannya kalau temannya nanya atau
nggak bisa ngerjain. Saya yang orang dekatnya saja nggak pernah dikasih
tahu kalau saya nggak bisa ngerjain soal. Dia itu pelit kalau ulangan,
tapi konsekuen," paparnya.
Nurwindu menceritakan, usai lulus SMA,
dirinya dan Jokowi sama-sama mendaftar kuliah ke UGM (Universitas Gajah
Mada) Yogyakarta. Keduanya pun berangkat bersama-sama dari Solo, meski
dengan kendaraan berbeda. Sesampai di Yogyakarta keduanya berpisah entah
kemana.
"Dia itu nggak bilang-bilang kalau mau ndaftar ke
Fakultas Kehutanan. Padahal saya juga mendaftar ke sana. Ternyata dia
yang diterima, saya tidak. Itulah Jokowi, diam-diam, tak banyak bicara,
ternyata malah berhasil," katanya.
Nurwahid yang saat ini
berbisnis bersama Jokowi mengaku, tetap mengagumi sosok mantan wali kota
Solo tersebut. Meski sudah menjadi wali kota dan gubernur, Jokowi tak
pernah melupakan teman-temannya semasa remaja.
"Saya sudah
berkomitmen dengan Jokowi, selama Jadi wali kota atau gubernur saya
nggak akan bicara apapun di balai kota atau rumah dinas. Kalau mau
bicara dengan saya, di pabrik saja. Dan dia pun mengabulkan permintaan
saya. Sampai sekarang saya nggak pernah menginjakkan kaki, di rumah
dinas atau kantornya," pungkasnya. [hhw/merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar