Sabtu, 24 Mei 2014

Pengusaha Tolak Konsep Tol Laut Jokowi

Gagasan calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Joko Widodo,  mengembangkan “tol” laut mengundang kontroversi.  Konsep Jokowi untuk menghubungkan pulau-pulau di seluruh Indonesia dengan kapal berukuran besar dianggap pengusaha kapal saat ini tidak realistis. Sebaliknya, Kementerian Perhubungan sepakat dengan ide itu.
Carmelia Hartoto, Ketua Umum Indonesia National Shipowners Association (INSA), mengatakan ada yang kurang tepat pada rencana tol  laut Jokowi.
Ia mengatakan, dibandingkan menyediakan kapal besar dengan ukuran 3.000 twenty-feet equivalent units (TEUs),  pemerintah baru sebaiknya membangun pelabuhan maupun industri secara merata.
"Pelabuhan dan industri dibangun saja dulu di Indonesia Timur," kata Carmelia kepada Tempo,  Sabtu  (24/5/2014).
Ia mengatakan dengan terbangunnya pelabuhan-pelabuhan maka industri juga akan dengan sendirinya terbangun di wilayah tersebut. Jika industri telah tumbuh merata hingga ke Indonesia Timur, maka kebutuhan perkapalan akan berkembang dan meningkat. "Pengusaha kapal juga nanti  memperbesar kapalnya, kalau kebutuhannya memang mengarah ke yang lebih besar," kata dia. 
Carmelita berujar, untuk saat ini keberadaan pelabuhan-pelabuhan perlu lebih diutamakan untuk dibangun ketimbang pengadaan kapal berukuran 3.000 TEUs. Ia berujar,  kondisi pelabuhan yang buruk kerap membuat pengusaha kapal atau pelayaran enggan menepikan kapalnya karena khawatir bakal rusak. 
Ia mengungkapkan, penyeberangan atau distribusi barang menggunakan kapal berukuran 3.000 TEUs  akan menjadi kurang bermanfaat ketika pengiriman barang dari Indonesia Barat menuju Indonesia Timur selesai. Karena,  kapal  yang berangkat dari  Timur menuju  Barat  hanya akan mengangkut barang dalam jumlah sedikit dengan biaya angkut yang sama besar.  [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar