Sabtu, 24 Mei 2014

Jokowi Mengunjungi Kesultanan Kutai

Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi tiba di Tenggarong pada pukul 11.09. Rombongan Jokowi naik kapal feri ASDP didampingi sejumlah pengurus dan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Jokowi yang mengenakan kemeja putih dan celana hitam disambut antusias simpatisan dan warga Kota Raja. Capres yang dikenal dengan gaya blusukannya ini menjadi rebutan warga untuk foto bareng.
Dengan sabar dan senyuman khasnya, Jokowi melayani warga yang ingin bersalaman dan foto bareng. Kemudian iring-iringan mobil Jokowi melaju ke kedaton, tempat kediaman Sultan Aji Muhammad Salehuddin II. Di pelataran kedaton, sejumlah simpatisan dan warga sudah menunggu kedatangan capres yang diusung 4 partai, yakni PDIP. Nasdem, PKB dan Hanura. Mereka mengelu-elukan nama Jokowi.
Kedatangan mantan walikoto solo itu disambut hangat pihak kedaton. Jokowi langsung menerima peci hitam khas kesultanan dari Pangeran Hasan. Namun ukuran peci itu kekecilan.
"Kekecilan (peci), pak. Nanti biar diganti," kata pihak kesultanan.
Kendati demikian, pasangan Jusuf Kalla dalam Pilpres 9 Juli mendatang itu tetap memakai peci yang kesempitan itu. Pangeran Hasan selaku perwakilan pihak Kesultanan Kutai menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas kunjungan Jokowi kali ini.
"Ini baru pertama kali capres berkunjung ke tanah Kutai, khususnya di kedaton," ucapnya.
Jokowi sendiri mengaku bahagia sekali kedatangannya diterima dan disambut baik pihak kesultanan. Dia mengatakan Indonesia punya kekayaan warisan pusaka budaya. Indonesia memiliki 148 keraton dan kesultanan yang tersebar dari Sabang hingga Merauke. Ini tidak dipunyai negara lain.
"Negara lain paling banyak punya dua keraton. Korea punya satu raja, lalu Singapura tidak punya raja, begipun negara lainnya," tuturnya.
Keraton dan kesultanan yang tersebar di Indonesia ini merupakan warisan budaya yang harus dipelihara dan dirawat. "Kalau rusak sedikit ya harus direstorasi, tapi jika rusaknya banyak harus direkonstruksi, kalau perlu direvitalisasi. Kewajiban kita melihara dan merawat warisan pusaka yang kita miliki, dimanapun itu," imbuhnya.
Jokowi pernah menggelar Festival Keraton Sedunia yang digelar di Jakarta. meskipun ibukota negara itu tidak punya keraton. Kegiatan ini juga diikuti negara-negara sahabat. "Jika dibandingkan keraton dari negara lain, kita justru lebih unggul. Kita memiliki kereta, pusaka, pakaian dan kuliner jauh lebih baik dari negara lain," katanya.
Sehingga dia berharap kekayaan budaya ini bisa dipelihara dengan sebaik-baiknya. Solo sebagai daerah yang pernah dipimpinnya punya 2 keraton. "Kita terus melakukan restorasi atau pemugaran keraton di Solo, itu pun belum sampai 10 persen. Karena pemugaran ini perlu dana yang tak sedikit," jelasnya.
Di Tenggarong, dia menilai Kedaton Kesultanan Kutai sudah terpelihara dengan baik. Dia juga memiliki kesan terhadap Tenggarong sebagai kota yang bersih. Di akhir kunjungannya ke kedaton, Jokowi menyempatkan untuk ziarah ke makam Sultan AM Sulaiman dan Sultan Aji Imbut.
Kepada awak media, Jokowi mengelak kunjungannya kali ini untuk minta restu atau dukungan pihak Kesultanan Kutai. "Tidak. Kita hanya silaturahmi dengan Sultan. Nggak boleh seperti itu (minta dukungan). Kita mendoakan agar beliau tetap sehat," ucapnya.
Dia mengatakan, Kukar juga bagian dari Indonesia yang harus dikunjunginya. "Dimanapun daerah yang belum kita kunjungi, ya kita kunjungi, biar kita mengerti bahwa Indonesia bukan hanya Jawa atau Sumatra, tapi juga Kalimantan, Sulawesi dan Papua, semuanya juga bagian dari Indonesia," tandasnya.  [top/tribun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar