Sabtu, 24 Mei 2014

Lawan Politik Jokowi "Ciptakan" Kasus TranJ untuk Tebas Jokowi

Pengamat politik Universitas Indonesia Arbi Sanit mengatakan, ada upaya keras dari lawan politik untuk menjatuhkan nama baik Joko Widodo (Jokowi), yang maju dalam Pemilu Presiden 2014, di masyarakat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan bus Transjakarta.
"Ada permainan politik di balik pembentukan opini bahwa Jokowi terlibat kasus tersebut. Jadi saat ini ada upaya menyerang Jokowi dengan kampanye hitam," kata Arbi kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (24/5/2014).
Arbi mengatakan, adanya upaya menjatuhkan nama baik Jokowi terbukti setelah Jaksa Agung Basrief Arief menegaskan bahwa Jokowi tidak terlibat dalam kasus korupsi bus Transjakarta.
"Kasus ini tidak menyangkut kepada Pak Jokowi. Itu yang perlu ditegaskan," kata Basrief di Kejaksaan Agung, Jumat (23/5/2013).
Arbi mengapresiasi pernyataan Basrief yang tegas menyatakan Jokowi tidak terlibat kasus korupsi bus Transjakarta.
Selama ini, segelintir orang berupaya menyeret Jokowi dalam kasus korupsi bus Transjakarta. Salah satu upaya menjatuhkan nama baik Jokowi dilakukan lewat Udar Pristono, mantan Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, yang kini menjadi tersangka dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta.
Menurut Arbi, Udar sengaja menyeret nama Jokowi dalam kasus korupsi bus Transjakarta karena memang ingin mengorbankan mantan bosnya yang sedang maju dalam pemilu presiden itu.
"Lagunya Udar sama seperti koruptor lain, selalu melempar tanggung jawab ke atas. Padahal dia sudah diberikan kewenangan. Udar itu seperti maling teriak maling. Dia (Udar) bandit sama seperti Anas Urbaningrum," kata Arbi.
Di sisi lain, Arbi menilai, Udar telah dimanfaatkan juga oleh lawan politik Jokowi untuk menjatuhkan nama baik kandidat presiden yang diusung empat partai itu di mata masyarakat.
"Saya melihatnya lebih mengarah ke sana. Ini terjadi karena pertarungan menjelang pemilu presiden semakin keras," kata Arbi.
Arbi meminta kepada lawan politik Jokowi untuk berhenti melancarkan kampanye hitam, termasuk melalui kasus korupsi bus Transjakarta. Menurutnya, persaingan politik dalam merebut kemenangan pemilu presiden harus diraih dengan cara yang sehat dan bermartabat.  [beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar