Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo
menyatakan langkah pengurangan subsidi bahan bakar minyak harus dimulai
lewat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. PLN harus mengkonversi
pembangkit listrik tenaga solar menjadi gas atau batu bara secara
berkelanjutan.
"Negara ini kaya gas dan batubara, pembangkit
listrik kita harus beralih ke bahan bakar ini," katanya saat mengunjungi
relawan Projo Balikpapan, Jumat, 23 Mei 2014 malam.
Konversi
solar menuju gas atau batubara, menurut Jokowi, mampu menghemat beban
subsidi negara sebesar Rp 70 triliun per tahun. Pembangkit listrik PLN
memang mengkonsumsi sekitar 7,1 juta kilo liter solar per tahun yang
berdampak pada pembengkakan subsidi negara.
Langkah konversi,
ucap Gubernur DKI Jakarta ini, harus pula diikuti oleh sektor-sektor
industri lain yang masih menggunakan solar. Contoh lainnya adalah
digalakkannya penggunaan sarana transportasi massal masyarakat yang
berbahan bakar gas.
Jokowi mengatakan hasil penghematan BBM
bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai usaha produktif masyarakat
ekonomi kecil menengah. Prioritas kredit hanya diberikan pada usaha
mikro, kecil, dan menengah yang terpapar secara langsung dampak kenaikan
harga BBM.
Namun demikian, Jokowi menekankan tidak boleh ada
lagi program bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Menurut
dia, cara ini tidak produktif dalam membantu perekonomian masyarakat.
Selama
kunjungan ke Kalimantan Timur, Jokowi mengunjungi tiga kota, yaitu
Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong. Selain pengukuhan relawan Projo,
ia juga akan menyempatkan diri blusukan ke pasar sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Banjarmasin. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar