Sabtu, 24 Mei 2014

Jokowi: Hemat BBM Dimulai dari PLN

Calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Joko Widodo menyatakan langkah pengurangan subsidi bahan bakar minyak harus dimulai lewat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Persero. PLN harus mengkonversi pembangkit listrik tenaga solar menjadi gas atau batu bara secara berkelanjutan.
"Negara ini kaya gas dan batubara, pembangkit listrik kita harus beralih ke bahan bakar ini," katanya saat mengunjungi relawan Projo Balikpapan, Jumat, 23 Mei 2014 malam.
Konversi solar menuju gas atau batubara, menurut Jokowi, mampu menghemat beban subsidi negara sebesar Rp 70 triliun per tahun. Pembangkit listrik PLN memang mengkonsumsi sekitar 7,1 juta kilo liter solar per tahun yang berdampak pada pembengkakan subsidi negara.
Langkah konversi, ucap Gubernur DKI Jakarta ini, harus pula diikuti oleh sektor-sektor industri lain yang masih menggunakan solar. Contoh lainnya adalah digalakkannya penggunaan sarana transportasi massal masyarakat yang berbahan bakar gas.
Jokowi mengatakan hasil penghematan BBM bisa dimanfaatkan untuk membantu berbagai usaha produktif masyarakat ekonomi kecil menengah. Prioritas kredit hanya diberikan pada usaha mikro, kecil, dan menengah yang terpapar secara langsung dampak kenaikan harga BBM.
Namun demikian, Jokowi menekankan tidak boleh ada lagi program bantuan langsung tunai (BLT) kepada masyarakat. Menurut dia, cara ini tidak produktif dalam membantu perekonomian masyarakat.
Selama kunjungan ke Kalimantan Timur, Jokowi mengunjungi tiga kota, yaitu Balikpapan, Samarinda, dan Tenggarong. Selain pengukuhan relawan Projo, ia juga akan menyempatkan diri blusukan ke pasar sebelum nanti melanjutkan perjalanan ke Banjarmasin.   [tempo]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar