Partai Golkar (PG) mengisyaratkan akan berkoalisi dengan PDI Perjuangan pada pemilu presiden (pilpres) mendatang. Hanya saja, keputusan resmi Golkar baru akan diambil dalam rapat pimpinan nasional (rapimnas) yang digelar Minggu (18/5/2014).
Menurut Wakil Bendahara Umum PG, Bambang Soesatyo, secara kalkulasi politik lebih baik bagi partainya untuk berkoalisi dengan PDIP yang memenangi pemilu legislatif dan mengusung Joko Widodo sebagai calon presiden.
Dijelaskan Bambang, jika dihitung bersama maka koalisi pengusung Jokowi yang terdiri dari PDIP, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Nasem plus Golkar maka suaranya sudah melebihi 50 persen.
"Lebih wajar (PG) ke partai nomor satu (PDIP, red). Ini lebih nyaman di parlemen bagi pemerintah mendatang untuk menelurkan kebijakan," kata Bambang dalam diskusi bertajuk "ARB dan Arah Koalisi Partai Golkar" yang digelar Epicentrum Kebangsaan, di Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Bambang menjelaskan, jelang rapimnas Golkar muncul tiga kelompok di internal partainya. Pertama adalah kelompok yang tetap mengingkan PG mencalonkan Aburizal Bakrie sebagai capres.
Kedua adalah kelompok yang ingin Golkar mendalami koalisi dengan Partai Gerindra. Namun, Bambang mengaku bersyukur PG tak jadi berkoalisi dengan Partai Gerindra. "Bagaimana ceritanya partai pemenang pileg kedua mendukung parpol urutan ketiga?” katanya.
Sedangkan kelompok ketiga adalah yang menginginkan PG berkoalisi dengan PDIP. Pertimbangannya, koalisi pengusung Jokowi memiliki peluang menang yang lebih besar dalam pilpres nanti. "Jika Ical (Aburizal, red) punya keputusan, Golkar merapat ke partai merah," katanya. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar