Partai politik yang sudah menjalin kerja sama atau berniat untuk
bekerja sama dengan PDI Perjuangan (PDI-P) tidak memaksa meminta jatah
kursi calon wakil presiden (cawapres) Jokowi.
Hanya saja, partai-partai itu tetap mengajukan calon alternatif yang bisa dipilih Jokowi.
"Kami bisa memahami hal itu, wajar misalnya parpol memberi usulan
nama. Nasdem juga memberikan usulan nama dan pertimbangan nama. Tapi
kata mereka, pada prinsipnya, meski memberi masukan, keputusan
diserahkan ke Ibu Mega dan Pak Jokowi. Rata-rata seperti itu," jelas
Wasekjen PDI-P Hasto Kristiyanto di Jakarta, Jumat (16/5/2014).
Hasto mengatakan ada irisan dari nama-nama bakal cawapres yang bisa
dipertimbangkan Megawati dan Jokowi. "Ya ada titik temu dan irisan. Soal
siapa akhirnya, silahkan Bu Mega dan Pak Jokowi," imbuh dia.
Berdasarkan catatan, elite Partai Nasdem pernah mengakui akan
mengajukan setidaknya dua nama bakal cawapres, yakni Jusuf Kalla dan
Ryamizard Ryacudu. Partai Kebangkita Bangsa (PKB) mengajukan Jusuf
Kalla, Mahfud MD, dan Muhaimin Iskandar.
Sementara Partai Golkar disebut menyetorkan enam nama bakal cawapres
yakni Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla, Priyo Budi Santoso, Luhut Panjaitan,
Agung Laksono, dan Ginandjar Kartasasmita.
Hasto memastikan sesuai adat ketimuran, Ketua Umum Megawati pasti
akan mengkomunikasikan siapa bakal cawapres Jokowi ke para ketua umum
partai pendukung. "Sekarang kita sudah rileks-rileks saja. Buktinya kami
sudah meletakkan batu pertama. Ini sudah rileks," ujar Hasto.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar