Capres PDIP Jokowi menegaskan dirinya tak terlibat kasus bus TransJ
karatan. Jokowi juga siap bekerjasama dengan Kejaksaan Agung (Kejagung).
Jokowi juga menepis fitnah yang dialamatkan kepada dirinya dan
keluarganya terkait kasus TransJ.
"Jokowi mendorong Kejaksaan
Agung untuk segera menuntaskan penyidikan atas dugaan tindak pidana
korupsi dalam pengadaan Bus Trans Jakarta dan siap untuk bekerja sama
dengan Kejaksaan Agung agar penyidikan berlangsung efektif dalam
mengungkap kejadian yang sesungguhnya," terang Tim Kuasa Hukum Jokowi,
Todung Mulya Lubis dalam surat elektronik, Jumat (16/5/2014).
Todung
menegaskan, Jokowi, keluarga maupun kerabat sama sekali tidak terlibat
tindak pidana korupsi dalam pengadaan Bus Trans Jakarta tersebut.
"Jika keterangannya dianggap relevan, Jokowi siap memberikan keterangan kepada Kejaksaan," jelas Todung.
Todung
mengimbau agar semua pihak untuk tidak memanfaatkan proses hukum yang
sedang dijalankan oleh Kejaksaan Agung untuk melakukan kampanye hitam
(black campaign) dengan memfitnah Jokowi, keluarga maupun kerabat
melalui tuduhan yang tidak berdasar bahwa Jokowi, keluarga dan kerabat
terlibat dalam dugaan tindak pidana korupsi dalam pengadaaan Bus Trans
Jakarta.
"Kampanye hitam ini merupakan manifestasi ketakutan
terhadap tingginya elektabilitas Jokowi sebagai Capres 2014-2019.
Kesederhanaan dan kejujuran Jokowi yang menerbitkan simpati dan
antusiasme rakyat telah menimbulkan kegalauan pada pihak-pihak yang
hendak berkuasa dengan cara apapun juga termasuk dengan melakukan
operasi hitam," jelas dia.
"Kami mengimbau semua pihak agar
agenda penting lima tahunan ketatanegaraan Indonesia dalam memilih
Presiden dan Wakil Presiden tidak dinodai dengan operasi hitam yang
menghalalkan segala cara untuk memperoleh kemenangan," tambahnya.
Tim
kuasa hukum Jokowi juga percaya, bahwa Kejaksaan Agung adalah lembaga
penegak hukum yang independen dan tidak akan membiarkan insitusinya
dipakai untuk kepentingan politik pihak manapun.
"Kami percaya
bahwa Kejaksaan Agung tidak akan melibatkan dirinya dalam politik
praktis apalagi politik yang mendiskreditkan Capres Jokowi," tutup dia. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar