Capres PDI Perjuangan (PDIP) Joko Widodo (Jokowi) mengaku menyiapkan
sebuah sistem hadiah dan hukuman bagi partai yang masuk dalam koalisi
pendukungnya. Menurutnya, itu strategi agar partai yang masuk dalam
koalisi tetap solid.
"Ada reward dan punishment. Ada semuanya," ujar pria yang masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta tersebut, Jumat (16/5).
Menurut Jokowi, Partai Nasdem dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)
masing-masing sudah memiliki kontrak politik dengan PDIP. Dalam kontrak
politik itu sudah tercantum agenda apa saja yang harus dilakukan ke
depan.
Jokowi bahkan berjanji, akan membuka apa saja program yang akan
dijalankan PDIP, Nasdem dan PKB. "Ada langkah-langkahnya. Nanti akan
saya buka detail, dari PKB apa, Nasdem apa," ujarnya.
Ia menjelaskan, jika di tengah jalan nanti ada yang tidak setuju atau
melanggar kontrak, maka akan dipersilakan untuk keluar koalisi. Sebab
apa yang sudah tertuang dalam kontrak politik semuanya bermuara pada
kesejahteraan rakyat.
Sehingga, tidak ada alasan untuk menolak. "Program itu asal buat kepentingan rakyat, itu tidak perlu takut," kata dia.
Dalam setiap kesempatan, Jokowi selalu menekankan, PDIP siap bekerja
sama dengan partai mana pun. Syaratnya, tidak ada bagi-bagi kursi
cawapres atau kursi menteri.
PDIP hingga saat ini baru resmi berkoalisi dengan Nasdem dan PKB.
Sementara, Partai Golkar baru dalam tahap penjajakan untuk masuk dalam
koalisi. Menurut Jokowi, semua partai yang sudah bergabung sudah sepakat
untuk menjalankan pemerintahan tanpa politik transaksional. [republika]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar