Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono melalui kanal YouTube untuk berkomunikasi dengan Megawati Soekarnoputri mendapat respon positif dari PDI Perjuangan. Hanya saja, PDIP menganggap pertemuan Megawati dengan SBY bukan hal mendesak.
Menurut Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo, sebenarnya tidak ada masalah antara ketua umum partainya dengan SBY. Tjahjo menegaskan bahwa Megawati juga tidak pernah menyerang SBY secara personal.
Karenanya Tjahjo mengatakan, pertemuan itu tidak perlu dipaksakan. “Apa harus mendesak? Kan tidak. Pak SBY dan Ibu Megawati juga masih sibuk persiapan Pilpres 2014. Dan yang saya pahami Ibu Megawati merasa tidak ada masalah dengan Pak SBY,” kata Tjahjo di Jakarta, Senin (28/4/2014)
Lebih lanjut mantan Ketua Fraksi PDIP di DPR itu menambahkan, untuk berkomunikasi dengan partainya juga tidak harus selalu langsung bertemu Megawati. Sebab, kata Tjahjo, Megawati juga melakukan pengkaderan untuk memberi kesempatan kepada kader-kader PDIP yang lebih muda untuk tampil. Misalnya Jokowi, Puan Maharani atau Tjahjo sendiri.
Selain itu Tjahjo juga mengatakan, selama ini komunikasi partainya dengan partai pimpinan SBY juga berjalan kosntruktif. Meski PDIP selama ini berada di luar pemerintahan, namun partai pimpinan Megawati itu tetap bisa berkomunikasi secara baik dengan PD yang berada di pemerintahan.
Tjahjo justru kaget ketika ajakan SBY itu disampaikan melalui kanal YouTube. Dugaan Tjahjo, SBY justru tidak mendapat informasi dari kader PD tentang komunikasi yang selama ini terjalin dengan PDIP.
“Barangkali terhadap hal-hal konstruktif yang sudah terjalin antara PDIP dan PD, oleh kader PD belum sempat dilaporkan ke Pak SBY. Akibatnya, Pak SBY masih merasa bahwa komunikasi antara kedua partai belum berjalan baik sehingga sampai harus menyampaikan melalui YouTube,” beber Tjahjo.
Meski demikian anggota Komisi I DPR itu tak memungkiri bahwa tawaran komunikasi dari SBY itu memang mengarah ke kerjasama di pemilupresiden. Hamya saja, Tjahjo mengatakan bahwa sampai saat ini PD masih menjalani proses konvensi untuk memilih calon wakil presiden.
“Mengingat PDI Perjuangan sudah menetapkan Pak Jokowi sebagai capres, tentu saja kerjasama menjadi terkendala ketika PD memiliki capres sendiri. Hampir semua peserta konvensi PD menyatakan bahwa mereka ikut konvensi untuk menjadi calon presiden,” pungkas Tjahjo. [ara/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar