Senin, 28 April 2014

Surya Paloh Beberkan Soal Koalisi NasDem-PDIP ke Dubes Uni Eropa

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh bertemu dengan Dubes Uni Eropa untuk Indonesia Olof Skoog sore ini. Dalam pertemuan selama 30 menit tersebut, Paloh menjawab pertanyaan dari Skoog tentang kelanjutan koalisi NasDem di Pilpres 2014.
"Kita ucapkan selamat pada NasDem sebagai partai baru yang mendapat tempat di masyarakat. Bagaimana kelanjutan koalisi NasDem?" tanya Skoog pada Paloh di Kantor DPP NasDem, Jalan RT Suroso 44, Gondangdia Lama, Jakarta Pusat, Senin (28/4/2013).
Paloh lalu menjelaskan tentang koalisi yang telah dijalin NasDem dengan PDIP. Ia yakin bahwa koalisi itu masih mungkin menguat dengan bergabungnya partai lain.
"Kita sudah dengan PDIP. Kita mendukung Jokowi untuk menjadi presiden dengan kekuatan penuh untuk membuat Indonesia menjadi lebih baik. Sebenarnya kita koalisi dengan PDIP cukup untuk mengusung PDIP, tapi saya mungkin bisa mengatakan paling tidak ada 3-4 partai yang ada dalam koalisi. Kita tunggu saja ke depannya seperti apa," jawab Paloh.
Selain berdiskusi tentang koalisi, Skoog juga menyinggung tentang perekonomian, toleransi, serta proses demokasi di Indonesia. Ia menuturkan bahwa perkembangan Indonesia ternyata menjadi perhatian di Uni Eropa.
Pertemuan yang berlangsung di ruang kerja Paloh itu dilakukan secara terbuka dalam suasana yang santai. Paloh ditemani oleh Sekjen Rio Capella, Ketua DPP Bidang Otonomi Daerah Siti Nurbaya, dan Ketua DPP Bidang Hukum OC Kaligis. Sementara itu, Skoog didampingi oleh Political Counselor Uni Eropa Julio Aries.
Usai pertemuan, Paloh mengungkapkan bahwa kunjungan Dubes Uni Eropa ini sebagai kunjungan kehormatan. Ia melihat besarnya keingintahuan pihak Uni Eropa akan kebijakan-kebijakan Indonesia ke depannya. Dari pembicaraan yang dilakukan, Paloh merasa ada harapan dari masyarakat Uni Eropa akan potensi Indonesia di perekonomian dunia.
"Mereka ingin melihat kebijakan apa yang akan dipakai oleh pemerintahan ke depan. Apakah akan menggunakan kebijakan baru atau mengikuti kebijakan yang lama. Pertemuan ini juga merupakan hubungan bilateral antara Indonesia dan Uni Eropa terkait dengan hubungan perdagangan antara masyarakat dalam perkonomian," ujarnya.  [detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar