Mencuatnya nama Jusuf Kalla dalam bursa calon wakil presiden dari PDI Perjuangan memunculkan reaksi negatif dari internal partai berlambang banteng moncong putih itu. Ketua PDIP Provinsi Papua, Komarudin Watubun, mengatakan sosok calon wakil presiden yang akan mendampingi calon presiden Joko Widodo haruslah berusia muda dan mewakili semangat regenerasi dalam tubuh partai.
Komarudin menyebut Kalla dan Ryamrizard Ryacudu, dua nama yang masuk dalam daftar calon wakil presiden, tak mewakili semangat regenerasi.
"Tapi, saya yakin Ketua Umum Megawati punya naluri politik yang kuat," katanya kepada Tempo di Jakarta, Senin (28/4/2014).
Menurut dia, publik mempersoalkan regenerasi kepemimpinan dalam tubuh PDIP. Itu sebabnya, semangat pergantian dair generasi tua ke generasi muda harus tecermin dalam sosok cawapres. "Semangatnya kan regenerasi. Jadi idealnya pola berfikirnya harus seperti itu."
Komarudin menjelaskan, pemilihan Jokowi, sapaan Gubernur Jakarta Joko Widodo, oleh ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menjadi calon presiden menunjukkan kesungguhan regenerasi. Sudah sepatutnya pola yang sama diberlakukan untuk memilih cawapres. Tapi, biasanya suksesi kepemimpinan di Indonesia tidak pernah memikirkan soal regenerasi. Pemimpin muda hanya muncul pada saat masa transisi yang penuh gejolak.
Sikap serupa disampaikan Koordinator Nasional Kader dan Simpatisan PDIP Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi. Menurut dia, kriteria yang pas untuk pendamping Jokowi adalah profesional, non partai, berusia di bawah 60 tahun. "Profesional artinya bisa sipil atau militer," katanya, Sabtu, 26 April 2014.
Budi bahkan menyebutkan sejumlah nama yang sesuai dengan kriteria tadi, antara lain Ketua KPK Abraham Samad, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, KSAD Jenderal Budiman, dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. Ia menilai mereka mampu melengkapi kekurangan Jokowi dalam menjalankan tugas kenegaraan. [tempo]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar