Selasa, 20 Mei 2014

Muhaimin Kaget Mahfud Membelot ke Prabowo

Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) telah kehilangan dukungan Raja Dangdut Rhoma Irama dan mantan Ketua MK Mahfud MD di pemilu presiden (pilpres) 2014.
Kedua tokoh itu lebih memilih pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa daripada pasangan calon yang didukung PKB, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).
Menanggapi hal ini, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar mengaku tidak merasa kehilangan. Pasalnya, sampai saat ini internal PKB tetap solid mendukung Jokowi-JK.
"Sebetulnya efek sih pasti ada, tapi yang penting kita tutup dengan langkah solid. Prinsip lembaga PKB bukan personal, jadi tidak ada masalah," kata Muhaimin kepada wartawan di kantor DPP PKB, Jalan Raden Saleh, Jakarta Pusat, Selasa (20/9).
Namun, pria yang akrab disapa Cak Imin ini mengaku cukup kaget mendengar keputusan Mahfud. Pasalnya, mantan Menteri Pertahanan itu merupakan kader senior PKB.
Apalagi, lanjut Muhaimin, sebelumnya Mahfud sudah pernah menyatakan siap mengikuti apapun yang menjadi keputusan PKB.
"Pak Mahfud sejak awal menyadari PKB memilih mendukung Pak Jokowi dan Pak JK. Seminggu lalu saya koordinasi dengan beliau, tiap saat, keputusan terakhir PKB dia ikut," ungkap Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini.
Berbeda dengan Mahfud, Muhaimin sudah menduga Rhoma akan menyebrang. Pasalnya, musisi yang dijuluki Raja Dangdut itu memang diketahui tidak suka kepada Jokowi.
"Jadi jauh sebelum pileg 2014, Pak Haji Rhoma memang tak mau Jokowi, peristiwa Pilkada DKI lalu. Dari awal beliau tak mau mendukung Jokowi," tandasnya.   [dil/jpnn]

6 komentar:

  1. Ini ujian bg orang ahli hukum dan tata negara yg kesohor sprt P Mahfud MD dg mendukung Prahara dimana Prabowo kerap digoyang isu HAM yg tak kunjung jelas ujungnya.

    BalasHapus
  2. Makin hr jkw makin byk di serang n difitnah bos, trutama hal2 yg berbau sara, dr mslh ga bs wudhu, nyuruh yeni anak gusdur jd imam, nulis hamdalah di twit salah, smua jd bhn buat nyerang campur ama fitnah dikatain klrgnya brantakan, kasian bos, pdhl krlg mrk tuh rukun bgt, tp byk yg kemakan ama black campign socmed bos, hadeuh parah bos :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila manusia tk bisa mngadili fitnh maka tuhan yg akn bicara...tunggu saja boss...Allah psti mnjwab mreks

      Hapus
  3. Gue sepakat sama Hana dan Nichita. Terkait sara bukankah Indonesia adalah negara hukum dan bukan negara Islam. Bang H. Rhomapun yg kerap serang Jokowi-Ahok dg isu sara dulu Bang Haji jg pernah nyanyi "135 juta penduduk Indonesia, bermacam2 suku bangsa itulah Indonesia. Ada Jawa, ada Sunda, ada Ambon dan lain2 sebagainya". Itulah cuplikan lagu Bang Haji yg dulu jd kesenangan gue masa kecil.
    Terkait wudlu, shalat, jd imam shalat dsb gue pikir itu privacy siapapun karena gue jg yakin Jokowi tdk suka riya' (memamerkan diri) apalagi takabur. Bisa jd yg serang Jokowi adalah orang yg sebetulnya kemampuan Iqra nya sj msh dangkal. Maka dr itu, sblm meyakini suatu info akan lbh bijak untuk tabayyun (mencari tahu kebenaran suatu kabar dg membaca sumber lain) agar kita selalu husnudzon dan tdk menghasut orang lain tanpa bukti kuat.

    BalasHapus
  4. kita semua sebagai warga indonesia yang menginginkan perubahan yang lebih baik bagi seluruh elemen negara indonesia, baik hukum, SDM, Ekonomi, Pertahanan dan ketahanan, selalu memohon dan meminta petunjuk pada ALLAH SWT. agar diberikan Pemimpin yang benar-benar Fii Sabilillah, Amiin.

    BalasHapus