Dua pasangan calon presiden (Capres) mendeklarasikan calon wakil
presiden (Cawapres) di Jakarta, Senin (19/5). Capres Joko Widodo
(Jokowi) berpasangan dengan Jusuf Kalla (JK). Sementara Capres Prabowo
Subianto berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Hasil pemantauan
PoliticaWave menemukan kenaikan komunikasi di dunia maya yang signifikan
atau hampir dua kali lipat pada Senin (19/5) dibandingkan dari hari
sebelumnya.
Periode pukul 00.00-16.00, yakni dari 40.531 buzz menjadi 90.523 buzz
yang didominasi oleh percakapan mengenai Jokowi-JK dengan jumlah
percakapan sebesar 74.355 buzz. Sementara percakapan Prabowo-Hatta
Rajasa hanya sebesar 16.168 buzz.
Pendiri PoliticaWave Yose Rizal mengemukakan, tidak saja dari jumlah
percakapan yang meningkat tajam, tetapi juga jumlah netizen yang
membicarakan topik tersebut mengalami lonjakan sejak hari kemarin.
Percakapan Jokowi-JK meningkat dari 13.007 menjadi 26.944, sementara
Prabowo-Hatta sebelumnya dibicarakan oleh 2.761 meningkat menjadi 5.529
netizen.
"Peningkatan tidak saja terjadi pada jumlah percakapan dan jumlah
netizen yang mempercakapkannya, namun juga secara umum terjadi
peningkatan pada nilai sentiment positif keempat tokoh tersebut. Namun
tokoh yang mendapat kenaikan tertinggi dalam nilai sentiment adalah
Jusuf Kalla yang bergerak dari 1.483 menjadi 14.022 atau naik hampir 10
kali lipatnya dalam satu hari," kata Yose di Jakarta, Selasa (20/5).
Ia menjelaskan, hasil analisa PoliticaWave yang merupakan lembaga
peneliti dalam dunia media-sosial menemukan bahwa isu-isu yang saat ini
mendominasi percakapan baik Jokowi-JK dan Prabowo-HR adalah terkait
acara pendeklarasiannya yang berlangsung berbarengan di hari yang sama.
Selain itu, juga terdapat dukungan dari partai partai bagi kedua capres
tersebut. Terutama bergabungnya Golkar ke koalisi Indonesia Raya yang
dipimpin oleh Gerindra. Kedua topik utama tersebut memicu reaksi positif
yang besar dari netizen.
Menurutnya, di media sosial, Jokowi-JK mendapat banyak apresiasi
positif dan dukungan yang sangat besar terutama untuk topik yang
berkaitan dengan penguatan IHSG dan apresiasi terhadap nilai tukar
rupiah yang menandakan bahwa pasangan Jokowi-JK diterima dengan baik
oleh pasar. Isu lainnya adalah banyaknya pihak yang menilai bahwa
pasangan ini memiliki peluang besar untuk mengungguli Prabowo-Hatta,
koalisi tanpa syarat dan tanpa bagi-bagi kursi serta pilpres hanya akan
berlangsung satu putaran.
Isu negatif yang ditemukan terkait pasangan ini di media sosial
adalah mengenai Jokowi yang masih disebut capres boneka dan duet
Jokowi-JK disebutkan sebagai duet yang prospektif namun penuh duri.
Sementara Pasangan Prabowo-Hatta Rajasa mendapat sentiment negatif
yang cukup besar di media sosial dengan topik mengenai percakapan
seputar partai-partai pendukung, di antaranya adalah ketakutan netizen
bahwa partai-partai tersebut adalah partai yang anti-pluralisme dan
anti-KPK, isu belum adanya ibu Negara Prabowo dan isu kabinet bagi-bagi
kursi.
Sementara topik positif mengenai Prabowo-Hatta adalah dukungan dari
partai-partai pendukungnya dan bergabungnya Golkar pada saat menjelang
deklarasi.
"Hasil analisis kami menyimpulkan "peperangan" menuju RI-1 sudah
semakin memanas khususnya di kanal digital. Isu-isu yang terkait di
dalamnya semakin meluas dan berkembang menjadi banyak isu lainnya dan
setiap capres memiliki keunggulan masing - masing baik dari segi isu
yang dimainkan maupun penguasaan media serta keterlibatan netizen dalam
memberikan dukungan bagi kedua pasangan tersebut," jelasnya. [beritasatu]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar