Peneliti LSI Ardian Sopa dalam paparan
hasil bertajuk "Head to Head Jokowi-JK versus Prabowo-Hatta dan Kampanye
Negatif" di Jakarta, Selasa (20/5/2014) mengatakan, isu negatif terhadap
kedua pasang capres berpengaruh terhadap keinginan pemilih untuk
memilih.
Menurutnya, isu negatif tentang Prabowo
berpotensi menggerus 40-51 persen suara capres yang juga Ketua Dewan
Pembina Partai Gerindra itu. Sedangkan terhadap kubu Jokowi-JK, isu
negatif menggerus 40-44 persen suara pasang capres yang diusung koalisi
PDIP, NasDem, PKB dan Hanura itu. “Kampanye negatif jika dipercaya
pemilih, berefek cukup besar terhadap elektabilitas para capres,”
ucapnya.
Survei LSI itu dilakukan pada 1-9 Mei 2014
menggunakan metode multistage random sampling dengan 2.400 responden.
Margin of error survei tu dipatok kurang lebih 2 persen.
Lebih lanjut Ardian menjelaskan, salah
satu isu negatif soal Jokowi tentang capres boneka bisa dikendalikan
Megawati Soekarnoputri dan negara asing. Dari survei itu diketahui bahwa
39 persen responden mengaku pernah mendengar isu itu. Sedangkan 61
persen tidak pernah mendengar isu itu.
Dari responden yang pernah mendengar isu
Jokowi capres boneka, 28,2 persen mempercaya kabar negatif itu.
Sedangkan yang tak percaya kabar itu 51,5 persen.
LSI juga menyodorkan pertanyaan andai isu
Jokowi capres boneka memang benar. Hasilnya, 38,3 persen responden tetap
memilih Jokowi, sedangkang 40,2 persen responden tak mau memilihnya.
Soal isu Jokowi berbohong karena tidak
menepati janji menyelesaikan persoalan sebagai Gubernur Jakarta selama
lima tahun penuh, 36,7 persen responden menjawab pernah mendengarnya.
Sedangkan 63,3 persen responden tidak pernah mendengarnya.
Namun, hanya 22,8 persen responden yang
percaya Jokowi ingkar janji. Sedangkan yang tidak percaya 66,8 persen.
Namun jika informasi Jokowi ingkar janji itu benar, maka yang memilihnya
tinggal 40,7, sedangkan 40 persen responden yang pernah mendengar kabar
itu memilih untuk meninggalkan capres yang juga kader PDIP itu.
Bagaimana dengan isu negatif soal
keterlibatan Jokowi dalam kasus korupsi pengadaan bus Transjakarta dari
China? 80,4 persen responden ternyata menjawab tidak pernah mendengar
isu itu dan hanya 19,6 persen menjawab pernah mendengarnya. Responden
yang pernah mendengar isu itu lalu percaya hanya 22,1 persen, sedangkan
yang tidak percaya 72,4 persen. Jika informasi itu benar, yang memilih
Jokowi 35,4 persen dan tidak 44,9 persen.
Pertanyaan lainnya tentang Jokowi adalah
isu bahwa mantan Wali Kota Surakarta itu akan lebih membela kepentingan
kelompok minoritas dan tidak memperhatikan kepentingan muslim. Ternyata
91 persen responden tak pernah mendengarnya. Yang menjawab pernah
mendengar isu itu hanya 9,0 persen.
Sementara yang pernah mendengar isu Jokowi
tak pro-muslim lalu percaya 20,2 persen, sedangkan yang tak percaya
59,5 persen. Jika informasi itu benar, yang tetap memilih Jokowi 32,5
persen dan yang tidak 42,5 persen.
"Bagi yang percaya, kampanye negatif atas empat isu itu akan menurunkan dukungan pada Jokowi sekitar 40 persen," kata dia.
LSI juga menyodorkan empat isu negatif
tentang Prabowo. Pertama adalah soal Prabowo terlibat dalam kasus
penculikan aktivis tahun 1998. Ada 32,6 persen responden yang pernah
mendengar soal itu. Sedangkan yang tidak pernah mendengar 67,4 persen.
Yang pernah mendengar isu Prabowo terkait
penculikan kemudian percaya ada 51,5 persen responden, sedangkan yang
tak percaya 28,2 persen. Andai isu itu benar, yang tetap memilih Prabowo
ada 34 persen responden dan yang tidak 43 persen.
Isu negatif lain tentang Prabowo adalah
tentang keluarganya yang tak harmonis. 21 persen responden mengaku
pernah mendengar kabar itu, sedangkan 79 persen lainnya tak pernah
mendengarnya.
Yang pernah mendengar Prabowo tak harmonis
dalam kehidupan keluarga kemudian percaya ada 66,8 persen. Hanya 22,8
persen saja yang tak percaya. Kalaupun kabar itu benar, yang memilih
Prabowo ada 34,9 persen dan yang tidak 40 persen.
Soal Prabowo yang temperamental dan tidak
bisa mengendalikan emosi serta suka menggunakan kekerasan, ada 18,9
persen responden yang pernah mendengarnya. Sedangkan yang tak pernah
mendengar kabar itu ada 81,1 persen.
Yang pernah mendengar lalu percaya 72,4
persen, sedangkan yang tak percaya 22,1 persen. Namun jika kabar Prabowo
temperamental itu benar, ada 29,7 persen yang tetap memilihnya,
sedangkan 51,5 persen lainnya tak mau memilih mantan Danjen Kopassus
itu.
Kemudian soal Prabowo tidak sukses dalam
bisnis karena perusahaannya banyak yang rugi dan hutang, hanya 7,4
persen responden yang pernah mendengarnya. Sedangkan 92,6 persen tidak
pernah mendengar.
Yang mendengar isu itu lalu percaya 59,5
persen, sedangkan yang tidak 20,2 persen. Jika itu benar, yang memilih
Prabowo ada 23 persen, sedangkan yang tidak 48 persen. [boy/jpnn]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar