Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Golkar, Jenderal TNI (Purn)
Luhut B Pandjaitan menyatakan tidak sependapat dengan garis kebijakan
yang diambil partainya yang mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa.
“Saya 'pamit' baik-baik kepada ketum Golkar karena tidak sejalan
dengan garis partai yang mendukung pasangan Prabowo-Hatta. Langkah saya
ini didukung sejumlah purnawirawan jenderal dan teman-teman tokoh
masyarakat. Saya tetap sebagai pendukung Jokowi, karena menurut saya
Jokowi adalah calon presiden terbaik untuk Pilpres 2014,” tegas Luhut
dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (20/5/2014) sore.
Meski mendukung Jokowi, lanjutnya, hubungannya dengan Ketum Partai
Golkar, Aburizal Bakrie (ARB), tetap terjalin baik tanpa terganggu
perbedaan pandangan politik. “Aburizal Bakrie dapat memaklumi sikap
saya,” ujarnya.
Diungkapkan, setelah bergaul cukup dekat dengan Jokowi selama
beberapa hari terakhir ini, Luhut merasa semakin yakin bahwa gubernur
DKI Jakarta itu adalah capres terbaik. “Dia betul-betul pemimpin yang
jujur, sederhana, dan sangat tegas,” ujar Luhut.
Ketegasan Jokowi dapat dilihat saat menjabat sebagai Gubernur DKI
Jakarta. Dalam waktu dua setengah tahun menjabat sebagai gubernur DKI,
ia secara cepat dan pasti, tanpa ragu bekerja keras mewujudkan ide-ide
mulia yang konstruktif bagi kepentingan rakyat, meskipun harus
menghadapi berbagai ancaman, tantangan, dan hambatan.
Dalam mewujudkan ide-ide mulianya, tanpa ragu sedikit pun Jokowi
melaksanakan hal tersebut, meskipun harus berhadapan dengan ancaman para
preman dan para god father di belakang mereka. Jokowi juga tak
mempan dengan rayuan pengusaha serta berbagai pihak yang mendapat
keuntungan dari kesemrawutan sebelumnya. “Itulah sosok Jokowi, pemimpin
yang tegas demi masa depan rakyat yang lebih baik,” ujarnya.
Ketegasannya juga dapat dilihat saat menolak semua deal-deal
politik transaksional untuk bagi-bagi kekuasaan. Baginya, lebih baik
membangun koalisi kecil, tapi solid dan hanya berorientasi pada kerja
keras membangun masa depan bangsa yang lebih baik, daripada koalisi
besar yang berorientasi bagi-bagi kekuasaan. Kalau itu terjadi hampir
mustahil pemerintah bisa berbuat untuk bangsa. "Itu hanya tinggal
janji-janji kosong dan pembodohan rakyat banyak,” tegas Luhut. [beritasatu]
Bapak Luhut,, keputusan bapak sangatlah cerdas dan brillian, karna demikian itulah adanya.. salut buat pak jendral.
BalasHapusmassa ALLAH bapak luhut sangat cerdas untuk menetukan pilihannya,,ingssa allah pak jokowi dan pak jeka RI,1 RI,2,,hakul yakin,,aamiin
BalasHapus