Kamis, 16 Oktober 2014

Risma Akan Ajukan Konsep Trem Surabaya ke Jokowi Usai Pelantikan

Wali Kota Surabaya, Jawa Timur, Tri Rismaharini, berencana akan menyodorkan konsep moda transportasi massal kereta api tengah kota ke kabinet pemerintahan baru, usai pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih, Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang dijadwalkan pada 20 Oktober nanti.
Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan ini menjelaskan konsep itu merupakan moda transportasi kereta api tengah kota atau sistem Trem Surabaya.
"Rencananya nanti setelah pelantikan (Setelah 20 Oktober, proyek dan pendanaannya akan kita serahkan)," terang Risma usai menghadiri Sosialisasi Keselamatan Perkeretaapian di Surabaya, Kamis (16/10/2014).
Untuk itu, agar semuanya siap, dia tengah fokus mempercepat persiapan proyeknya itu. Alumnus Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS) itu juga mengaku telah melakukan pengecekan terhadap seluruh jalur yang akan dilalui kereta api tengah kota itu.
"Pengecekan sudah kita lakukan bersama PT KAI selaku operator trem. Proyek ini diperkirakan menghabiskan biaya Rp 2,2 triliun," katanya.
Selain itu, PT KAI sendiri juga berencana berinvestasi membiayai proyek tersebut. "Jadi pembiayaan akan menjadi lebih murah karena menggunakan lahan milik PT KAI. Kalau prediksi PT KAI, proyek ini hanya menghabiskan biaya Rp 400 hingga 800 miliar rupiah saja. Kita optimistis pembangunan trem ini bisa segera direalisasi," ujarnya.
Rencana pembangunannya sendiri akan dilakukan sekitar satu bulan mendatang, pada November. Untuk pembangunan fisik, butuh waktu sekitar satu setengah tahun. Sebab, gerbong trem harus didatangkan dari luar negeri.
Sesuai konsep, lanjut Risma, proyek trem akan membelah kota melintasi jalan sepanjang 17 kilometer. "Jalurnya menggunakan jalur kereta api milik PT KAI yang sudah tidak difungsikan sejak lama."
Risma mengungkapkan, jalur PT KA yang sudah tak terpakai dan akan dilalui trem antara lain, Jalan Diponegoro-Pandegiling-Darmo-Tugu Pahlawan. "Kemudian Jalan Pasar Turi, Ujung, serta Wonokromo dan Jembatan Merah," ujarnya.  [merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar