Minggu, 01 Juni 2014

Memanas, Kubu Jokowi-Prabowo Terus Saling Serang

Pilpres 9 Juli nanti dipastikan panas dan sengit. 40 Hari jelang pemilihan, saling serang antar-timses dan bahkan dari Jokowi-Prabowo sendiri juga terjadi. Tiap hari masyarakat disuguhi saling umbar aib dan serangan membabi buta antar dua kubu.
Dalam sebuah kesempatan, Capres Prabowo Subianto mengibaratkan kubunya sebagai Pandawa dalam perang Baratayuda. Dia meminta pendukungnya untuk meyakinkan rakyat siapa sesungguhnya kubu Kurawa.
"Kita ingin kita tegar kalau ada yang menyebar black campaign tidak usah kita balas. Semakin jahat, kita balas dengan kebaikan. Yakinkan kita ksatria pandawa, yakinkan rakyat siapa yang Kurawa dan siapa yang diridhoi Allah SWT," ujar Prabowo di Bandung, Selasa (28/5/2014) lalu.
Prabowo mengatakan, hati boleh panas tetapi kepala tetap dingin dan tenang. "Karena kita berada di jalan yang benar. Bukan mereka-mereka yang ingkar janji," ujarnya.
Prabowo juga menyindir Jakarta yang masih macet dan banjir. Namun Jokowi pun tak tinggal diam. Dia balik menyindir Prabowo.
Di lain kesempatan, Jokowi juga tak kalah menyindir kubu Prabowo. Menurutnya, Prabowo banyak duit. Sindiran lain juga dilontarkan Jokowi terkait seragam Prabowo-Hatta Rajasa.
Hal tersebut dia sampaikan saat Jokowi-Jusuf Kalla (JK) melaunching baju kampanyenya. Jokowi menggunakan baju kotak-kotak, sementara JK menggunakan kemeja putih.
Jokowi mengungkapkan, awalnya memang pasangan ini sepakat menggunakan baju putih-putih. Namun ternyata, hal ini sudah diikuti oleh pasangan Prabowo-Hatta.
"Kemarin kan kita pake putih-putih, eh di sana (Prabowo-Hatta) juga pakai putih-putih," ujar Jokowi di Rakernas NasDem di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Selasa (27/5/2014) lalu.
Jokowi bahkan percaya diri bahwa gayanya itu menjadi trendsetter. Sehingga diikuti oleh pasangan Prabowo-Hatta. Oleh sebab itu, akhirnya dia memutuskan untuk mengganti konsep kampanye dengan kemeja kotak-kotak dan kemeja putih.
"Trendsetternya tuh kita sebetulnya sananya follower, tapi okelah ya sudah kita membangun sebuah diferensiasi yang jelas," tutur dia.
Serangan tak kalah sengit juga dilontarkan oleh Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais yang juga merupakan tim sukses pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Hatta. Dia berpidato soal perlunya menggunakan spirit perang badar dalam pilpres mendatang. Hal itu dikatakan Amien di Masjid Al Azhar, Jakarta, Selasa (27/5/2014) lalu.
"Saya minta umat muslimin itu jangan minta Perang Uhud tapi minta Perang Badar," kata Amien Rais saat itu .
Langsung saja kubu Jokowi-JK menyayangkan ucapan Amien yang menyamakan Pilpres dengan Perang Badar. Hal ini dianggap provokasi yang tak pantas karena menggunakan sentimen agama.
Sebab, kontestasi dalam pilpres ini bukanlah perang yang harus ada yang kalah dan terbunuh dan menang lalu pesta dan hura-hura.
"Jangan menghadap-hadapkan rakyat dengan statement provokasi-provokasi yang mengadu domba rakyat," kata Juru Bicara Capres-Cawapres Jokowi-JK, Abdul Kadir Karding, Kamis (29/5/2014).
Menurut Karding, tidak seharusnya Amien Rais yang sudah cukup terkenal menjadi tokoh nasional berpikir sektarian dan berbau SARA. Harusnya semua pihak dan tokoh bangsa ini bisa menjadi katalisator bagi terciptanya suasana kondusif dalam pilpres 2014 mendatang.
"Apalagi dalam pemilu kali ini memang hanya ada 2 pasangan yang berkompetisi secara ketat," kata dia.
Karding berharap kompetisi dalam pilpres mendatang berlangsung damai, sejuk dan bersahabat. Pola-pola pendekatan berbau SARA, kampanye hitam dan saling serang baik oleh Capres-Cawapres maupun tim sukses masing-masing harus dijauhi.
"Lebih baik capres dan cawapres serta para tim suksesnya untuk mengedepankan visi-misi dan gagasan serta komitmen membangun bangsa. Bukan mengedepankan serangan-serangan dan black campaign yang tak mendidik dan memanaskan suasana pesta demokrasi kita," tutup Karding.  [tyo/merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar