Peta politik menjelang Pilpres 2014 masih sangat mungkin berkembang dengan munculnya poros keempat. Bila muncul poros baru di luar PDIP, Gerindra, dan Golkar, kemungkinan terjadi 'kawin paksa' antara Golkar dan Gerindra.
"Kalau poros keempat muncul, Gerindra atau Golkar tidak dapat mitra koalisi. Bisa muncul kawin paksa antara Golkar dan Gerindra. Nanti seperti 2009 saat Gerindra dan PDIP koalisi di saat terakhir," kata Direktur Eksekutif PolComm Institute Heri Budianto dalam diskusi 'Membaca Peluang Poros Keempat: Mungkin atau Tidak' di Hotel Alia, Cikini, Jakpus, Kamis (1/5/2014).
Ketum Golkar Aburizal Bakrie sendiri sudah bertemu dengan Ketua Dewan Pembina Gerindra Prabowo Subianto.
Heri memprediksi bahwa poros baru ini bukanlah gabungan partai-partai berbasis Islam seperti yang pernah diusulkan oleh Amien Rais. Poros keempat ini dipimpin oleh Partai Demokrat dan kendalinya ada di tangan Ketum PD Susilo Bambang Yudhoyono.
"Pergerakan SBY, beliau membaca situasi politik sambil tunggu real count. Perolehan suara PD 9-10%. Sebaran suara besar, tidak ada partai yang dominan. Poros keempat bisa terjadi kalau sosok SBY memainkan peran," ujarnya.
Heri melihat bahwa tokoh yang berpengaruh di 2014 adalah Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan SBY. "Mega sudah tentukan sikap dorong Jokowi. Tinggal SBY yang ditunggu publik arahnya kemana. Apa merapat ke poros yang ada atau skenario lain," paparnya.
Heri memperkirakan bahwa partai yang akan bergabung ke poros baru pimpinan PD adalah PAN dan PKS. Keduanya dianggap sudah nyaman dengan PD di pemerintahan lalu.
"PAN dan PKS sangat potensial bisa bersama-sama PD. Keduanya masih sangat cair baik ke PDIP, Golkar, Gerindra. Kemungkinan PKS dan PAN akan ke SBY karena lebih nyaman dan faktor besan, sudah pernah di pemerintahan dan sudah tahu perilaku politik," paparnya. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar