Kekuatan Capres PDIP Jokowi untuk menghadapi Pilpres 2014 bertambah
seiring dengan merapatnya PKB. Kini Jokowi punya NasDem dan PKB di
barisannya. Seberapa kuat kekuatan poros barisan pendukung Jokowi?
Pembicaraan
koalisi antara PDIP dan PKB telah memasuki babak final. Sekjen PKB Imam
Nahrawi mengatakan ikatan koalisi antara partainya dengan PDIP hanya
tinggal simbolik peresmian.
"Koalisi PKB bersama PDIP sudah
hampir final. Rencana kerjasama PKB dengan PDIP ini juga sudah kami
komunikasikan dengan semua jajaran pengurus baik di tingkat pusat hingga
jajaran wilayah atau DPW. Berkerjasama dengan PDIP hanya tinggal
peresmian saja," kata Imam kepada detikcom, Rabu (30/4/2014).
PKB
akhirnya sepakat untuk menyerahkan keputusan soal cawapres ke Jokowi dan
Megawati. Mereka tak ngotot menyorongkan Cak Imin ataupun 3 bakal
capresnya, Rhoma Irama, Mahfud Md dan Jusuf Kalla. PKB juga sepakat
untuk menyerahkan pembagian jatah menteri menjadi kewenangan Jokowi
seutuhnya, jika menang nanti.
"Koalisi yang kami bangun ini
berangkat dari kepercayaan kami bahwa PDIP akan arif dan bijaksana dalam
menentukan cawapres dan menteri-menteri yang ditunjuk nantinya jika
menang," ujarnya.
Merapatnya PKB ini menyusul NasDem yang telah
merapat sebelumnya. Kerja sama antara PDIP dan NasDem sebenarnya sudah
cukup untuk mengusung Jokowi, namun masuknya PKB tentu membuat kekuatan
Jokowi bertambah.
Gabungan perolehan suara PDIP-NasDem-PKB,
berdasarkan quick count Cyrus-CSIS, sebesar 35%. Jauh di atas ambang
batas pencapresan sebesar 25% perolehan suara nasional. Dalam bentuk
kursi, berdasarkan prediksi Indo Barometer, gabungan ketiga partai akan
memiliki 199 kursi dari 560 kursi DPR.
199 Kursi ini akan
menyokong Jokowi jika terpilih menjadi presiden. Cukup kuat? Jika
melihat jumlah total kursi DPR yang sebanyak 560 kursi, maka untuk
memastikan Jokowi didukung penuh jika menjadi presiden nantinya, masih
dibutuhkan sekitar 90 kursi lagi untuk memastikan 50% lebih dukungan
dari parlemen. [detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar