Kamis, 01 Mei 2014

Kemendagri Nilai Jokowi Langgar Etika

Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai blusukan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke daerah luar provinsinya, tidak etis. Namun tidak ada larangan atau sanksi terhadapnya karena belum ada aturan yang membatasi kepala daerah untuk urusan tersebut.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Didik Suprayitno mengatakan, selama kepergiannya ke dalam negeri, Jokowi tidak perlu izin ke Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi. Berbeda kalau itu adalah masa kampanye, dan untuk keperluan partai politik.
“Tidak ada aturannya kalau ia harus izin atau cuti untuk keperluan itu. Hanya dipandang soal etis, bagaimana Gubernur DKI Jakarta, pergi ke luar daerahnya untuk blusukan,” kata Didik saat dihubungi Republika, Kamis (1/5/2014).
Dia menambahkan, pihaknya tidak bisa membatasi kepergian Jokowi selama itu tidak menganggu urusan kepemerintahan. Menurutnya, kepala daerah harus berkordinasi dengan wakilnya kalau hendak melakukan kunjungan atau urusan dinas ke luar kota.
Ke depan, kondisi seperti ini akan diusulkan aturannya dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah (Pemda) yang tengah dibahas DPR. Dengan begitu, kinerja kepala daerah dapat lebih terawasi, dan tidak bisa sembarangan melakukan kegiatan di luar pemerintahan tanpa ada keperluan yang jelas.
“Itu akan diatur dalam UU pemda, kalau kepala daerah melakukan tindakan seperti ini, apa sanksi yang akan dia dapat,” ujar dia.  [republika]

4 komentar:

  1. Mdh2an jkw jd presiden, didik, udh jls2 pa jkw ke ntt buat bikin mou pengadaan sapi, malah ngomong kegiatan ga jelas, wajar dong dia survei ksana, krn ini bukan perkara kecil, meminimalisir importir sapi itu memangnya gampang? Beliau ksana demi ngurus kbutuhan warga dki jg, susah klo di hati udh ada dengki, apa2 jd sll salah..

    BalasHapus
  2. Emang kalau jadi gubernur gak boleh ke luar daerahnya gitu? Kan udah di jelasin di beberapa media bahwa P Jokowi ke Bandung utk keperluan MoU dg ITB utk penanganan tata kota dan pariwisata, ke Lampung utk MoU pemenuhan kebutuhan hasil pertanian dan peternakan seperti sapi begitu juga ke NTT utk masalah kebutuhan daging sapi. Niat baik P Jokowi agar DKI Jakarta tdk ambil daging sapi impor, penghilangan kartel bahan pangan yg selama ini membeli dg harga murah dr petani/peternak, mencekik harga kpd konsumen, membuat susah para pedagang. Itu visi P Jokowi utk stabilitas harga, kemandirian/ketahanan pangan antara Jakarta (demand) dg Lampung dan NTT (supply). Urusin aja masalah Loe tuh e-KTP yg kemarin digerebek KPK.

    BalasHapus
  3. Biasalah, thn politik, apa2 di politisasi, smua dibikin lebay, yg lurus dibikin belok, yg belok di rebonding, yg bnr disalahin, yg salah dibela2in, jd kebalik bolak dah

    BalasHapus
  4. Betul HANA ROSLINA, "Kalau di hati sudah ada dengki, apa yang benarpun jadi salah" Kapan Indonesia maju. Yok ... Revolusi Mental"

    BalasHapus