Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menilai blusukan Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo (Jokowi) ke daerah luar provinsinya, tidak etis.
Namun tidak ada larangan atau sanksi terhadapnya karena belum ada aturan
yang membatasi kepala daerah untuk urusan tersebut.
Kepala Pusat
Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Didik Suprayitno mengatakan, selama
kepergiannya ke dalam negeri, Jokowi tidak perlu izin ke Menteri Dalam
Negeri, Gamawan Fauzi. Berbeda kalau itu adalah masa kampanye, dan untuk
keperluan partai politik.
“Tidak ada aturannya kalau ia harus
izin atau cuti untuk keperluan itu. Hanya dipandang soal etis, bagaimana
Gubernur DKI Jakarta, pergi ke luar daerahnya untuk blusukan,” kata
Didik saat dihubungi Republika, Kamis (1/5/2014).
Dia
menambahkan, pihaknya tidak bisa membatasi kepergian Jokowi selama itu
tidak menganggu urusan kepemerintahan. Menurutnya, kepala daerah harus
berkordinasi dengan wakilnya kalau hendak melakukan kunjungan atau
urusan dinas ke luar kota.
Ke depan, kondisi seperti ini akan
diusulkan aturannya dalam Undang-undang Pemerintahan Daerah (Pemda) yang
tengah dibahas DPR. Dengan begitu, kinerja kepala daerah dapat lebih
terawasi, dan tidak bisa sembarangan melakukan kegiatan di luar
pemerintahan tanpa ada keperluan yang jelas.
“Itu akan diatur dalam UU pemda, kalau kepala daerah melakukan tindakan seperti ini, apa sanksi yang akan dia dapat,” ujar dia. [republika]
Mdh2an jkw jd presiden, didik, udh jls2 pa jkw ke ntt buat bikin mou pengadaan sapi, malah ngomong kegiatan ga jelas, wajar dong dia survei ksana, krn ini bukan perkara kecil, meminimalisir importir sapi itu memangnya gampang? Beliau ksana demi ngurus kbutuhan warga dki jg, susah klo di hati udh ada dengki, apa2 jd sll salah..
BalasHapusEmang kalau jadi gubernur gak boleh ke luar daerahnya gitu? Kan udah di jelasin di beberapa media bahwa P Jokowi ke Bandung utk keperluan MoU dg ITB utk penanganan tata kota dan pariwisata, ke Lampung utk MoU pemenuhan kebutuhan hasil pertanian dan peternakan seperti sapi begitu juga ke NTT utk masalah kebutuhan daging sapi. Niat baik P Jokowi agar DKI Jakarta tdk ambil daging sapi impor, penghilangan kartel bahan pangan yg selama ini membeli dg harga murah dr petani/peternak, mencekik harga kpd konsumen, membuat susah para pedagang. Itu visi P Jokowi utk stabilitas harga, kemandirian/ketahanan pangan antara Jakarta (demand) dg Lampung dan NTT (supply). Urusin aja masalah Loe tuh e-KTP yg kemarin digerebek KPK.
BalasHapusBiasalah, thn politik, apa2 di politisasi, smua dibikin lebay, yg lurus dibikin belok, yg belok di rebonding, yg bnr disalahin, yg salah dibela2in, jd kebalik bolak dah
BalasHapusBetul HANA ROSLINA, "Kalau di hati sudah ada dengki, apa yang benarpun jadi salah" Kapan Indonesia maju. Yok ... Revolusi Mental"
BalasHapus