Belasan perempuan berdiri di depan rumah dinas Gubernur DKI Jakarta membawa buku berwarna hitam untuk di serahkan kepada Joko Widodo (Jokowi). Aksi ini dilakukan oleh Komite Aksi Perempuan (KAP).
Anggota KAP Listiyowati mengatakan, aksi mereka ini untuk mengadukan beberapa catatan diskriminasi terhadap buruh perempuan yang terangkum dalam 'Catatan Hitam Buruh Perempuan 2014'. Harapannya ini dapat menjadi pemicu untuk daerah lain, bilamana Jokowi mengeluarkan kebijakkan.
"Ini memang sebagai langkah awal untuk memberikan catatan hitam kepada Pak Jokowi. Sebab dia adalah pembuat kebijakkan. Harapannya agar di daerah lain aksi serupa dapat diikuti," jelasnya di lokasi, Kamis (1/5/2014).
Dalam catatan hitam terdapat desakan untuk segera mensahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (PRT) menjadi Undang-Undang. Karena rencana ini sudah ada sejak 2010 namun belum ada realisasinya.
"Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono)-kan janji waktu 2010, tapi sampai akhir masa jabatannya sebagai presiden masih belum terealisasi," tegas Listiyowati.
Ia menambahkan, janji SBY disampaikan pada pidatonya saat Konvensi ILO 189 di Jenewa. Tidak hanya permasalahan PRT, karena masih ada permasalahan seperti diskriminasi upah buruh perempuan dan pemberlakuan sistem skorsing (lembur kerja tak dibayar). Sehingga mereka akan melanjutkan aksi mereka ke Istana Merdeka.
"Setelah dari sini kami akan bergerak ke Bundaran HI dan Istana," tutupnya. [merdeka]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar